Pesta Perkawinan Adat Jawa dari Siraman Hingga Sungkeman
PERKAWINAN adalah langkah awal bagi setiap orang yang mampu untuk menjalani hidup baru, bersama dengan keluarga barunya.
ADAPUN ragam adat istiadat pesta pernikahan/perkawinan yang dipilih, tergantung keinginan atau budaya pemilik hajat yang akan mengadakan pesta itu sendiri.
Seperti pesta perkawinan Yanda dan Nisa, warga jalan Kelayan A Gang Alila, Kecamatan Banjarmasin Selatan. Digelar secara sederhana, dengan adat Jawa Tengah yang dilengkapi dengan prosesi yang panjang dan khidmat, Minggu (16/01/2022) .
Awalnya, sebelum melaksanakan ijab kabul, kedua calon mempelai melakukan upacara siraman. Calon mempelai akan dimandikan oleh kedua orangtuanya. Kemudian calon mempelai wanita berganti busana untuk melakukan prosesi kerik rambut di bagian depan secara merata. Setelah siraman, pada malam ijab kabul, calon mempelai mengikuti upacara Midodareni.
BACA: Rumah Adat Banjar yang Kini Berada di Persimpangan Jalan
Pada malam itu, calon pengantin pria datang berkunjung ke rumah pengantin wanita dengan pakaian adat jawa. Sementara calon mempeai wanita hanya mengenakan busana polos dan dilarang mengenakan perhiasan apapun, kecuali cincin pertunangan.
Usai upacara pernikahan atau ijab kabul, sebelum bersanding di pelaminan kedua mempelai juga melakukan prosesi adat seperti yang dilakukan Yanda dan Nisa. Pengantin akan dipertemukan pertama kali sebagai suami istri dalam upacara Panggih. Keseruan keluarga yang menyaksikan mulai memuncak saat kedua mempelai saling melempar Gantal, dalam prosesi Balangan Gantal.
BACA JUGA : Bukan Mitos, Kerajaan Negara Dipa Dibangun Bangsawan Tanah Jawa

BACA JUGA : Gamelan Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Unesco
Kemudian pengantin pria akan menginjak telur, dan mempelai wanita membersihkan kaki suami sebagai pertanda kasih sayang. Usai itu Sinduran, kedua mempelai dibalut dengan kain sindur, dan digirnging ayah pengantin wanita menuju pelaminan.
BACA JUGA : Potret Pasar Lama, Episentrum Peradaban Warga Banjarmasin yang Majemuk
Di pelaminan, kedua mempelai masih menjalani prosesi, seperti Kacar Kucur dan Dulangan. Yang terakhir adalah Sungkeman, seperti yang umumnya dilakukan dalam adat perkawinan di Banua. Kedua mempelai akan berlutut di depan kedua orang tua masing-masing mempelai, sebagai bentuk penghormatan karena telah membesarkan mereka, dan memohon restu untuk dapat menjalani kehidupan baru bersama pasangan.(jejakrekam)