Asa Batukul Dahi

0

Oleh : Noorhalis Majid

TERASA malu – tidak punya muka untuk tampil di hadapan publik, karena aib yang selama ini disimpan rapat, sudah terbongkar dan diketahui orang banyak.

INGINNYA sembunyi saja, atau pergi sejauh mungkin, sampai tidak ada satu pun mengenali, begitulah makna asa batukul dahi. Terasa benjol jidat, begitu arti harfiahnya. Benjol pada jidat, dipinjam sebagai perumpamaan tentang rasa malu sangat besar, sulit disembunyikan karena nampak jelas terlihat.

Tentu saja benjol tersebut hanya bentuk perasaan, bukan sebenarnya. Rupanya, kalau ada benjol di jidat, orang menjadi malu, hingga dipinjam sebagai ungkapan mewakili rasa malu.

Bersyukurlah bila masih memiliki rasa malu, sehingga berhati-hati jangan sampai memiliki aib yang dapat mencoreng nama baik diri sendiri dan keluarga. Karena hidup tidak sendirian, ada kakek – nenek, orang tua, paman-tante, saudara, anak dan seluruh keluarga yang juga harus dijaga nama baik dan kehormatannya.

BACA : Peribahasa Banjar untuk Kritik Pembangunan di Kalsel

Bila ada satu orang dari anggota keluarga memiliki aib – melakukan perbuatan tidak terpuji, pastilah berdampak pada seluruh keluarganya, bahkan hingga pada keturunannya yang belum lahir. Pun sebaliknya, bila ada yang melakukan perbuatan terpuji – mengagumkan hati semua orang, akan berdampak pula bagi seluruh keluarganya, hingga membuat bangga keturunan dan generasi setelahnya.

Bukan hanya berdampak bagi keluarga, juga bagi tempat tinggalnya, kampungnya, almamater – organisasi, tempat kerja serta lingkungan pergaulanya. Betapa banyak kasus aib yang menghebohkan, kemudian dikorek hingga ke latar belakang kehidupan bersangkutan, sehingga apa saja terkait dirinya dihubungkan.

BACA JUGA : Teranyar ‘Dijamak Jibril’, Dokumentasikan Paribasa Banjar Berisi Nasihat dalam Tiga Buku

Sebaliknya bila prestasi yang ditorehkan, semua latar belakang tersebut mengaku bagian dari dirinya.  Namun, banyak saja orang yang tidak punya rasa malu, menganggap aib sebagai kesialan belaka – beranggapan orang lain juga melakukan hal yang sama. Malah ada pula yang bangga dengan aib dan keburukan yang sudah dilakukan, dipamerkan sebagai satu prestasi atau capaian hidup.

Ungkapan ini memberikan pelajaran, jangan sampai melakukan perbuatan – tindakan yang dapat membawa aib, karena bagaimanapun rapi menyimpannya, pada satu waktu akan terbongkar juga dan pasti diketahui orang banyak, pada saat itu sudah tidak dapat disembunyikan, asa batukul dahi.(jejakrekam)

Penulis adalah Pemerhati Budaya dan Bahasa Banjar

Staf Senior Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin

Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.