Mengulik Gaya Kepemimpinan Gubernur Khofifah, Apa Saja Capaian Positif Jawa Timur?

0

Oleh : Yola Orsellya Ardhini

MENJADI seorang pemimpin bukanlah perkara yang mudah, seorang pemimpin dituntut untuk berani mengambil keputusan dalam segala hal.

MEMILIH menjadi pemimpin, artinya harus siap baik lahir maupun batin. Pemimpin tidak hanya dituntut memiliki kesiapan intelektual saja, namun juga harus siap secara moralitas.

Seorang pemimpin harus mampu menjadi panutan yang patut untuk diteladani karena pemimpin pastinya menjadi sosok yang didambakan oleh masyarakat. Di era yang semakin modern seperti sekarang, tak hanya laki-laki saja, perempuan juga memiliki kesempatan dan hak untuk menjadi pemimpin. Namun mampukah perempuan menjadi sosok pemimpin yang baik?

Anggapan tersebut sepertinya mampu dijawab oleh sosok perempuan hebat satu ini, Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur. Kiprahnya di dunia pemerintahan sudah tidak diragukan lagi.

BACA : Khofifah Ingatkan Bahaya Narkoba dan Maraknya LGBT

Khofifah menjadi sosok pemimpin dan seorang perempuan yang mampu membawa gaya baru dalam kepemimpinannya sebagai Gubernur Jatim. Perempuan yang juga Mantan Menteri Sosial ini mempunyai gaya memimpin unik ala pesantren. Alhasil, gaya ini membuatnya menjadi sosok yang kian berwibawa dan disegani oleh masyarakat.

Pada dasarnya kepemimpin ini sebenarnya sebagai wujud realisasi kepemimpinan kontemporer yang kemudian oleh Khofifah dikolaborasikan agar dapat menghubungkan dengan banyak aspek. Bahkan Khofifah juga pernah mengutip kriteria memimpin ala Imam Al Ghozali. 

Bersama Wakilnya, Emil Elestianto Dardak, Khofifah menekankan bahwa fokus dari pemerintahannya adalah  CETAR, yaitu akronim dari Cepat, Efektif, Tanggap, Responsif. Khofifah mampu memberikan terobosan baru dengan menyatukan antara strategi politik dan corak kepemimpinan yang diterapkan secara langsung.

Tak dapat dipungkiri jika hal ini memang berhasil dilakukan dan beliau menjadi perempuan pertama yang mampu melakukannya. Secara terpisah, menurut pengamat kebijakan publik Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS), Wahyu Kuncoro, melihat bahwa Gubernur Khofifah memiliki visi dan fokus pada tata kelola pemerintahan yang CETAR. Menurutnya, ini sebagai perwujudan dari ‘tausiyah’ TANCAP GAS Presiden Joko Widodo.

BACA JUGA : Datang ke HSU, Mensos Khofifah Lakoni Tiga Agenda

Khofifah sendiri sebenarnya telah memasukkan beberapa unsur kepemimpinan baik itu Kepemimpinan Visioner untuk menciptakan sekaligus mengartikan visi secara jelas,  kepemimpinan transformasional,yang mampu memberikan inspirasi dan juga kepemimpinan kharismatik, dimana para pengikut pada akhirnya terinspirasi untuk melakukan hal-hal dari pengamatan perilaku pemimpinnya.

Lalu Apa Saja Capaian Positif Jawa Timur?

Khofifah berkomitmen untuk menjadi sosok pemimpin yang dapat melayani masyarakat sepenuh hati. Ini terbukti dari pencapaian yang diraih oleh Provinsi Jawa Timur ditangan Khofifah dan wakilnya Emil Dardak.

Selama masa baktinya, Khofifah dan Emil, telah banyak menorehkan pencapaian positif. Hal tersebut juga dikemas dalam Jatim Sejahtera.

Dari sini Jawa timur mampu menjadi penyumbang perekonomian nasional terbesar kedua dengan capaian 25,01%. Bahkan sektor ketahanan pangan juga mengalami pertumbuhan sebesar 4,3%.

Di bawah kepemimpinan Khofifah, PDRB Jawa Timur selama tahun 2020 mampu mencapai jumlah Rp 581,5 triliun. Sektor investasi di Provinsi Jawa Timur juga turut mengalami kenaikan, diiringi dengan peningkatan kualitas infrastruktur jalan provinsi yang mencapai 93,4%. Selain itu, tingkat pengangguran di wilayah perkotaan juga mengalami penurunan menjadi 4,49%.

BACA JUGA : Survei Indikator: Sandi tertinggi Bursa Cawapres

Menurut Khofifah, keberhasilan yang dicapai baik di sektor pembangunan maupun sektor lainnya di Jatim, tidak lepas dari kerja keras yang diiringi doa istiqomah dan masif . Tidak terkecuali dalam upaya menghadapi masalah pandemi Covid-19 di Jatim.

Menurutnya dalam menghadapi pandemi Covid-19 sinergi apik dari seluruh elemen juga perlu dilakukan baik dengan tenaga kesehatan, TNI-Polri, maupun masyarakat.

Menurut Khofifah saat ini kondisi Covid-19 di Jatim terus melandai, dimana 32 dari 38 kabupaten/kota sudah masuk dalam kawasan level 1. Meskipun demikian, Gubernur Khofifah Indar Parawansa ingin agar masyarakat tetap disiplin menjaga protokol kesehatan.

BACA JUGA : Capres 2024, IPO : Anis Baswedan Masih Unggul

Selain itu, Khofifah dan jajaran Pemprov Jatim juga menyusun sejumlah strategi. Hal itu sebagai upaya menyusul antisipasi terhadap lonjakan kasus Covid-19 jelang Nataru atau Libur Natal dan Tahun Baru. Khofihah mengimbau agar seluruh Kepala Daerah melakukan tindakan antisipasi terhadap hal tersebut.

Khofifah Indar Parawansa menjadi salah satu role model bagi banyak wanita karena dapat membuktikan bahwa wanita juga bisa menjadi seorang pemimpin yang berani,tegas dan adil dalam menghadapi semua tantangan yang ada. Sebagai seorang pemimpin dan seorang perempuan terbukti Khofifah sudah banyak berhasil dalam mencatatkan berbagai prestasi tidak hanya pada level lokal, namun juga pada level nasional.

Kemajuan berbagai sektor Jawa Timur termasuk dalam mengatasi masalah Covid-19 menjadi bukti nyata keberhasilan kepemimpinannya.(jejakrekam)

Penulis adalah  Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia

Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.