UPAYA Pemprov Kalsel mengusulkan ulama besar Tanah Banjar, Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary sebagai pahlawan nasional didukung penuh elemen masyarakat.
PENGUSULAN ulama besar pengarang kitab ternama seperti Sabilal Muhtadin dan lainnya itu sebagai pahlawan nasional kelima dari Kalsel pun telah melalui proses cukup panjang sebagai pahlawan nasional ke pemerintah pusat di Jakarta.
Saat ini, untuk Kalimantan Selatan, sudah ada empat pahlawan nasional yakni Pangeran Antasari (pahlawan Perang Banjar), Brigjen H Hassan Basry (tokoh proklamasi 17 Mei 1949 dan revolusi kemerdekaan Kalimantan), Pangeran H Muhammad Noor (Gubernur Kalimantan pertama dan Menteri Pekerjaan Umum), serta KH Idham Chalid (ulama sekaligus politisi ulung Banua).
Langkah awal pemerintah daerah saat ini melibatkan banyak pihak terutama kalangan sejarawan, akademisi serta keluarga besar Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary lewat konsultasi dengan Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD).
“Kami dukung penuh untuk pengusulan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary sebagai pahlawan nasional. Ini merupakan kerja bareng semua pihak di Kalsel, termasuk generasi muda Banua,” ucap Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Provinsi Kalimantan Selatan, Laili Masruri kepada jejakrekam.com, Sabtu (18/12/2021).
BACA : Gelar Al Banjary dan Budaya Lokal dalam Ijtihad Syekh Muhammad Arsyad
Menurut Laili Masruri, karya fundamental yang dihasilkan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary terbukti sangat memengaruhi nuansa keislaman di Tanah Banjar, bahkan meluas hingga ke Semanjung Malaya, Asia Tenggara hingga ke Timur Tengah.
“Gagasan dan ikhtiar Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary yang hingga kini kita rasakan keberadaannya adalah lembaga kadi (qadhi) di Kesultanan Banjar. Lembaga ini pun akhirnya mengilhami lahirnya pengadilan agama di Indonesia,” tutur Laili Masruri.
Bagi Mas El, sapaan akrabnya sosok Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary atau Datu Kelampayan sangat layak untuk dinobatkan sebagai pahlawan nasional oleh negara.
BACA JUGA : Pengusulan Pahlawan Nasional, Syekh Muhammad Arsyad Dulu, Baru Pangeran Hidayatullah
Untuk itu, Mas El mengajak seluruh elemen kepemudaan dan kemahasiswa untuk bergerak bersama jangan sampai Pemprov Kalsel dibiarkan sendiri untuk menggolkan usulan itu ke pemerintah pusat.
“Caranya bisa menyebarkan berita pengusulan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary sebagai pahlawan nasional dari Kalsel melalui sekolah, kampus dan lainnya yang ada,” tuturnya.
Menurut dia, program kreatif seperti talkshow (perbincangan) hingga film documenter mengenai sejarah dan rekam jejak Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary sebagai pejuang dakwah Islam bisa diproduksi dan ditayangkan di stasiun televisi daerah maupun nasional.
BACA JUGA : Gelar Pahlawan Nasional untuk Gubernur Kalimantan Pertama PM Noor
“Adik-adik pelajar di sekolah pun bisa diimbau untuk menyaksikan film dokumenter mengenai sejarah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary. Tentu saja, kebijakan ini bisa dibikin Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel maupun kabupaten dan kota,” beber Mas El.
Bagi mahasiswa pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta in memastikan dalam waktu dekat, IMM Kalsel akan menyampaikan usulan dan dukungan secara tertulis kepada Pemprov Kalsel untuk pengusulan pahlawan nasional untuk Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary.
“Mari generasi muda di Kalsel untuk turut memperjuangkan itu. Sebab, sosok Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary memang sangat layak untuk menjadi pahlawan nasional,” pungkas Mas El.(jejakrekam)


