Parak Lawan Banyu Mata

0

Oleh : Noorhalis Majid

TIDAK bisa mendengar kabar sedih sedikit saja, langsung menangis. Atau melihat – menyaksikan hal yang membuat hati pilu, seketika keluar air mata dan menangis tanpa bisa ditahan.

BEGITU juga hal-hal menggembirakan, membuat hati haru-biru, pun mengakibatkan keluar air mata, itulah makna parak lawan banyu mata. Dekat dengan air mata, begitu arti harfiahnya. Menangis, tidak selalu terkait dengan diri sendiri. Kalau kesedihan atau kegembiraan terhubung langsung dengan dirinya – lalu menangis, tentu sesuatu yang lumrah – wajar.

Namun, menyangkut orang lain, ternyata juga ada yang mudah menangis. Seketika muncul rasa simpatik – empati, suka terbawa emosi, sehingga suasana sedih, duka-lara atau bentuk kegembiraan yang mengharukan, membuat mudah menangis.

BACA : Peribahasa Banjar untuk Kritik Pembangunan di Kalsel

Kondisi sebaliknya tentu saja juga ada. Bagaimana pun sedih dan harunya suasana, tidak akan membuatnya menangis. Sikapnya tegar, sekalipun turu simpatik dan empati karena suasananya begitu sedih, namun tidak menyebabkan air mata keluar. Tangisan dalam hati dan perasaan, tertahan dalam dada, hingga sesak, tapi tidak disertai air mata.

Tidak ada yang salah dengan air mata. Menangis, salah satu bentuk ekspresi. Banyak orang mengatakan buah dari depresi. Bila suasana hati merasa sedih, maka pasti disertai dengan menangis.

Biasanya, gejala depresi ringan, membuat air mata mudah keluar. Sedikit saja mendengar berita sedih, langsung air mata tak tertahankan. Sebaliknya, bila mengalami depresi berat, justru sulit mengekspresikan perasaan, termasuk sulit untuk menangis.

BACA JUGA : Teranyar ‘Dijamak Jibril’, Dokumentasikan Paribasa Banjar Berisi Nasihat dalam Tiga Buku

Gangguan kecemasan, juga dapat menyebabkan orang mudah menangis. Setiap orang bisa saja mudah gugup dan cemas. Namun, berbeda dengan orang yang mengalami gangguan kecemasan, lebih sering merasa khawatir, gelisah, mudah tersinggung, tegang dan sulit tidur, semua itu berujung pada menangis. Dan berbagai hal lainnya bersifat psikologis, yang menyebabkan mudah menangis.

Ungkapan ini memberikan pelajaran bahwa ternyata ada orang yang sangat mudah terbawa perasaan. Sedikit saja mendengar atau mengetahui kabar menyedihkan, langsung bercucuran air mata.

Kebudayaan tidak melihatnya dari sisi kejiwaan atau psikologi, dengan sederhana ia menduga, mungkin karena parak lawan banyu mata.(jejakrekam)

Penulis adalah Pemerhati Budaya dan Bahasa Banjar

Staf Senior Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin

Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.