Cucu Penghulu Iban Ucapkan Terimakasih Kepada Pemkab Barito Utara

0

SEBAGAI tokoh masyarakat sekaligus tokoh agama di masanya, Penghulu Iban sangat dihormati oleh warga sekitar. Hal ini diceritakan oleh Ali Wardana cucu alhamrhum, Kamis (2/12/2021) kepada jejakrekam.com

MENURUT Ali Wardana, Penghulu Iban bin Nafi bin Haji Muhammad Najib, Lahir di Kampung Manggala Kelurahan Jambu pada Tahun 1901, ayahnya bernama Nafi bin Haji Muhammad Najib, Bertempat di Kampung Manggala Kelurahan Jambu Muara Teweh yang berasal dari Marabahan Kalimantan Selatan.

Sedangkan Ibunya bernama Tayah anak dari Haji Ahmad dan isterinya bernama Mulik (Arfah) bertempat tinggal di Kelurahan Jingah, Penduduk asli Lotongtour asal Kelurahan ingah.

Riwayat pendidikan non formal yang pernah diikuti pada tahun 1907 sampai dengan 1928. Pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Darussalam Martapura. Kemudian beliau juga aktif selain di pondok Pesantren untuk menimba ilmu pengetahuan, beliau dengan istilah kaji duduk dan berguru kepada KH Zainal Ilmi Al Banjari bin KH Abdussamad Kalampaian.

BACA: Dinamai Penghulu Iban, Jembatan Muara Teweh Jingah Diresmikan

Beliau pun pernah menimba ilmu Tarikat Islam dengan Syech Maksum dan dengan Syech DR Haji Jalaludin Rahmat. Serta pernah menempuh pendidikan formal di sekolah Muhammadyah Banjarmasin.

Masih menurut Ali Wardana, waktu menempuh pendidkan, baik di pondok pesantren ataupun di sekolah Muhammadyah beliau diasuh dan disekolahkan oleh ayah angkat beliau Habib Ali Al Bahasym dengan isterinya Sarifa Lawiyah di Banjarmasin.

Beliau beristerikan Kisrawiyah binti Haji Muhammad Haris.

Aktifitas dakwah sehari-hari almarhum yaitu meberikan pengajian, bimbingan dan pendalaman ilmu agama kepada masyarakat, dan sebelum adanya Pengadilan Agama di Muara Teweh, almarhum diminta untuk menjadi Qadhi (oorang yang dapat dimintai pendapat dalam memutuskan persoalan agama Islam).

Bahkan saat sudah ada Pengadian Agama di Muara Teweh pun, beliau sering diminta bantuannya oleh pihak Pengadilan Agama.

Keseharian beliau adalah sebagai penghulu dan sampai berubah sebutannya dari P3NTR, yang dijabat beliau sampai akhir hayat beliau.

Rutinitas Keseharian Penghulu Iban sebagai guru agama yaitu mengajar baca tulis Al-Qur’an dan mengajar ilmu tauhid, ilmu fiqih dan ilmu-ilmu agama lainya.

Setelah lulus dan pulang dari pondok pesantren, sempat mengajar di rumah adat Banjar yang dimiliki oleh Tumenggung Mangkusari.

Pada tahun 1930 mendirikan Madrasah Diniah Islamiah Babussalam yang sekaligus dijadikan mushalla di Juking Hara Kelurahan Jambu. Selain itu mengabdi di madrasah yang didirikan kurang lebih selama 40 Tahun.

Tahun 1939 beliau bersama-sama membangun Masjid Jami Darutaqwa di Kelurahan Jambu.
Beliau wafat pada hari Sabtu 9 Juni 1979 M 14 Rajab 1399 H, disaat sedang mengajar anak didik membaca Al-Qur’an. Dimakamkan di Alkah Keluarga di Juking Hara, Kelurahan Jambu, Muara Teweh.

“Demikian Biografi Almarhum Penghulu Iban bin Nafi bin H.Najib ini disajikan untuk mengenang 41 Tahun meninggalnya almarhum,” kata Ali Wardana pengakhiri ceritanya.(jejakrekam)

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2021/12/03/cucu-penghulu-iban-ucapkan-terimakasih-kepada-pemkab-barito-utara/
Penulis Syarbani
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.