Kada Kawa Tacium Bantal

0

Oleh : Noorhalis Majid

BAWAANNYA selalu ingin tidur. Sedikit saja tersentuh bantal, langsung lelap. Bukan tidurnya yang jadi persoalan. Tapi kebanyakan tidur menyebabkan malas.

TIDAK banyak melakukan aktivitas. Waktu produktif habis terpakai untuk tidur, itulah makna kada kawa tacium bantal. Tidak bisa tercium batal, demikian arti harfiahnya. Maksudnya, bila hidung sudah tersentuh bantal, terasa terhipnotis dan langsung bawaannya ingin tidur.

Lebih jauh dari itu, mengkritik sikap malas. Tidak memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk bekerja, melakukan hal-hal yang lebih produktif.

Lebih memilih tidur, dan waktu tidur lebih banyak dari waktu bekerja. Bahkan pada jam kerja, juga tertidur. Terlebih kalau ada bantal sebagai sarana, pasti lebih nyenyak.

Memang tidak ada larangan untuk tidur. Tidur pada waktu yang ditentukan, sangat dibutuhkan bagi tubuh. Akan tetapi, terlalu banyak tidur dapat membuat tubuh menjadi lemas. Juga mengurangi etos kerja.

Bisa dilihat, orang yang lebih banyak tidur, waktu kerjanya pasti lebih sedikit. Semangat kerjanya juga tidak tertempa dengan kuat, karena Sebagian waktu dihabiskan untuk tidur.

Bila membaca biografi banyak tokoh penting pembawa perubahan besar dunia, waktu tidurnya tidak banyak. Antara dua sampai tiga jam saja dalam sehari. Selebihnya digunakan beraktivitas.

Sekalipun ahli kesehatan menyarankan agar tidur delapan jam sehari, mereka memilih bangun dan bekerja. Justru pada saat orang lain tertidur, mereka bekerja memikirkan berbagai hal yang tidak dipikirkan orang lain.

Tidur siang juga banyak menjadi kontroversi dalam berbagai suku dan budaya. Ada suku yang terbiasa tidur siang. Ada pula yang tidak mengenalnya.

Konon tidur siang peninggalan kolonial Belanda. Sehingga suku atau daerah yang mendapat penjajahan sangat intensif oleh Belanda, terbiasa tidur siang. Antara jam 14.00 – 16.00, harus tidur dan semua aktivitas diistirahatkan.

Ungkapan ini memberikan pelajaran, tidurlah secara proporsional. Kalau memang waktunya tidur, harus tidur, agar memberikan keadilan bagi tubuh. Namun, bila waktunya bekerja, usahakan jangan tidur, agar otot dan pikiran terlatih bekerja.

Pada jam produktif, isilah waktu seefisien mungkin, sehingga menghasilkan berbagai karya cipta yang bermanfaat. Jangan biasakan tidur pada jam produktif, apalagi sampai kada kawa tacium bantal.(jejakrekam)

Penulis Pemerhati Budaya dan Bahasa Banjar

Staf Senior Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin

Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.