LK3 Banjarmasin-Wahid Foundation Gagas Desa Damai di Bumi Makmur Tala

0

LEMBAGA Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin bersama Wahid Foundation menggagas program pengembangan Desa Damai di Handil Birayang Bawah, Kecamatan Bumi Makmur, Kabupaten Tala.

DESA damai merupakan program kolaborasi LK3 dan Wahid Foundation yang bertujuan menanamkan nilai-nilai keberagaman di perkampungan.

Inisiasi program dimulai dengan lokakarya yang dihelat di Aula Kanto Kecamatan Bumi Makmur, pada Minggu (28/11/2021). Sebanyak 35 pemuda dari Desa Handil Birayang Bawah ikut serta dalam workshop tersebut.

Asisten Direktur Wahid Foundation, Visna Vulovik, berkata kawasan Bumi Makmur, khususnya, Handil Birayang Bawah, dipilih menjadi Desa Damai karena wilayah tersebut menjadi jalur lalu lintas antar wilayah di Kalsel. “Seringkali, daerah yang merupakan lalu lintas antar wilayah sangat rentan (dengan nilai-nilai baru),” ujar Visna.

Ia melanjutkan, daerah yang menjadi lalu lintas antar wilayah memudahkan orang-orang baru membawa produk kebudayaan atau pemikiran. Dari hal tersebut, perlu ada kemampuan warga untuk menanamkan nilai-nilai toleransi.

BACA JUGA: Golkan Perda Toleransi, Abdani Solihin Kini Jabat Direktur Baru LK3 Banjarmasin

Ketua LK3 Banjarmasin Abdani merasa perlu adanya penanaman nilai toleransi di desa-desa terpencil, yang rentan akan dimasuki pemahaman ekstrem dari luar. Konsep desa damai, menurutnya dilakukan lewat pemberdayaan ekonomi dan pemberdayaan perempuan.

“Lewat kerja sama ini, Wahid Foundation dan LK3 Banjarmasin maka bersinergi dalam mendorong nilai-nilai itu. Dengan kolaborasi ini, kita akan intens dan lebih kuat,” ujarnya.

Selama tiga hari, kata Abdani, masyarakat desa Handil Birayang Bawah diberikan pelatihan serta penanaman nilai lewat permainan dengan nilai toleransi, yang disisipkan secara berkala dengan beberapa orang bahkan berkelompok.

BACA JUGA: Film Dialog Kuliner dan Kisah Kelompok Memasak di Banjarmasin Rawat Keberagaman

Peserta workshop dari kalangan kaum muda hingga dewasa, yang terdiri dari usia 18-30 tahun. Kata Abdani, mereka melebur dalam kegiatan untuk melatih diri dalam memecahkan suatu konflik yang nantinya bakal terjadi, sewaktu perkembangan zaman merasuk ke desanya.

Perempuan muda asal Desa Handil Birayang Bawah, Noor Zaziah mengaku kegiatan ini adalah momentum dalam mendiskusikan nilai-nilai toleransi.

“Pertama, kondisi pandemi Covid-19 ini membuat kita jarang berkumpul. Sehingga sangat perlu adanya kegiatan pelatihan desa damai ini,” ucap perempuan kelahiran 2003 itu.

Menurut Zaziah, upaya berkumpul dalam mendiskusikan sesuatu itu sangat penting di desanya. “Selain menambah pengalaman, tentu kita memiliki teman baru di sini,” ujarnya.

Zaziah berharap, adanya kegiatan yang dilaksanakan Wahid Foundation bersama LK3 Banjarmasin ini dapat meningkatkan pemahaman warga desanya. Kata dia, upaya mengurangi konflik di kalangan masyarakat bawah yang kerap terjadi. “Pastinya, konflik besar maupun kecil pasti ada terjadi di sekitar kita,” tutupnya. (jejakrekam)

Penulis M Rahim
Editor Donny

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.