SEAKAN tak berjeda, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) kembali diterjang banjir. Penyebab utamanya pun kini adalah tingginya curah hujan yang mengguyur kabupaten ini. Terhitung, sudah empat kali daerah ini dilanda banjir dalam setahun ini.
HUJAN turun sejak Minggu (28/11/2021) dini hari hingga sepanjang hari, mengakibatkan debit air pun naik. Meluapnya Sungai Barabai pun menyerbu kawasan perkotaan dan perkampungan.
Dari data terhimpun, beberapa kecamatan di Kabupaten HST terdampak banjir. Yakni, Kecamatan Batang Alai Selatan (BAS); terkonsentasi di Desa Cukan Lipai dan Desa Tanah Habang. Kemudian, Desa Jaranih, Desa Masiran, Desa Kayu Rabah dan Desa Matang Ginalon di Kecamatan Pandawan turut terendam dengan ketinggian air bervariasi; 15-45 centimeter.
Begitu pula, Desa Haruyan dan Desa Haruyan Seberang, Desa Mangunang, Desa Mangunang Seberang, Desa Pengambau Hulu, Desa Pengambau Hilir Dalam dilaporkan ketinggian air mencapai 10 hingga 70 centimer. Sebagian warga desa pun terpaksa diungsikan ke pasar dan Masjid Mujahidin serta Posko Siaga.
BACA : HST Hitung Total Kerugian Banjir Capai Rp 151 Miliar, Ini Analisis dari UGM
Terparah adalah Kota Barabai. Ibukota Kabupaten HST ini dilaporkan direndam air dengan ketinggian berkisar 15-65 centimeter. Desa dan kelurahan yang terendam adalah Desa Mandingin, Kelurahan Barabai Timur, Barabai Utara, Barabiai Selatan, Barabai Selatan, Desa Benua Jingah, dan Desa Pajukungan. Hingga sebagian kecil penduduknya diungsikan ke Gedung Juang Barabai, karena pemukiman telah diserbu banjir.
Banjir juga merendam beberapa desa di Kecamatan Hantakan seperti Desa Datar Ajab, Desa Pasting, Desa Bulayak, Desa Tilahan dan Desa Murung B serta Desa Hantakan. Air juga merendam sejumlah desa di Kecamatan Banua Benawa, seperti Desa Aluan Besar, Desa Aluan Mati, Desa Paya Besar dan Desa Pantai Batung. Sementara, hanya satu desa di Kecamatan Batang Alai Timur (BAT) dilaporkan air naik ke jalan, tepatnya di Desa Nateh.
BACA JUGA : HST Darurat Banjir, Debit Air Sungai di Pegunungan Meratus Sudah Capai 4 Meter
Pemantauan ketinggian debit air pun dilakoni petugas gabungan dari Pemkab HST, Kodim Barabai, Polres HST dan lainnya di Sungai Batu Benawa, Sungai Barabai, Sungai Batang Alai, dan Sungai Haruyan.
Posko Tanggap Darurat didirikan di Stadion Murakata, Desa Mandingin, Barabai. Beberapa tempat pengungsian disiapkan di antaranya di Stadion Mandingin, Masjid Shulaha, Mesjid Agung, SMA 1 dan Gedung Juang.
Plt Camat Barabai Ramadhani mengakui gara-gara banjir melanda ibukota Kabupaten HST, terpaksa PLN memutus aliran listrik demi menghindari kejadian warga tersetrum akibat air naik. Lokasi pemadaman di Barabai adalah Hevia, Jalan SMP, Bukat Seberang, Tri Kesuma, Munti Raya, PM Noor, Sei Tabuk, Sarigading, Kemasan, Kitun dan lainnya.
“Saat ini, kondisi warga terdampak banjir sangat memprihatinkan. Selain kedinginan juga kegelapan. Sebagian juga telah diungsikan ke Gedung Juang, terutama yang kawasan pemukiman terendam banjir,” ucap Ramadhani kepada jejakrekam.com, Minggu (28/11/2021) malam.
BACA JUGA : Banjir Barabai dan Sekitarnya Tak Terulang Lagi, Ini Solusi dari Eks Wabup HST
Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Sekdakab HST ini mengakui dalam setahun ini, terhitung sudah tiga kali Barabai dan sekitarnya diterjang banjir. Akibat tingginya curah hujan serta meluapnya beberapa aliran sungai yang mengeliling Kota Barabai dan sekitarnya.
“Saat ini, ketinggian air pun sudah mencapai setengah meter. Bahkan, pemukiman warga yang berada di bantaran Sungai Barabai dan lainnya, ketinggian air sudah mencapai 1,5 meter,” ungkap Ramadhani.
Dia khawatir ada banjir susulan yang turun dari wilayah Pegunungan Meratus. Karena dikabarkan curah hujan masih tinggi di kawasan atas. Sementara, menurut Ramadhani, wilayah tangkapan air yang ada di Barabai sudah penuh.
“Banjir bandang dari wilayah pegunungan yang memasuki Kota Barabai dan sekitarnya ini yang kami khawatirkan. Semoga saja itu tidak terjadi, kita berikhitar dan selalu berdoa,” tuturnya.
BACA JUGA : Air Sungai Hantakan Meluap, Barabai Diserbu Banjir, HST Tetapkan Siaga 1
Ramadhani mengakui arus deras akibat tingginya debit air menjadi tantangan bagi para relawan dan petugas. Apalagi, instruksi Bupati HST Aulia Oktafiandi agar BPBD HST berkoordinasi dengan Basarnas dan TNI/Polri untuk mempersiapkan dapur umum dan tempat pengungsian.
“Saat ini, tempat pengungsian telah disiapkan. Seperti di Masjid Agung Shulaha, Gedung Juang, SMAN 1 Barbai dan kampus STAI Al Washliyah Barabai,” kata Ramadhani.
BACA JUGA : Waspada Banjir, Longsor dan Angin Kencang, HST Tetapkan Status Siaga Bencana
Data sementara didapat Ramadhani, saat ini data pengungsi sudah mencapai lebih dari 1.000 orang. Memang, para pengungsi terdampak banjir ini sebagian mengungsi di tempat yang disediakan pemerintah daerah. Sebagian lagi mengungsi ke tempat keluarga.(jejakrekam)