Antisipasi Kebanjiran Lagi, Warga Jambu Baru Kuripan Terpaksa Dongkrak Tiang Rumah

0

FENOMENA cuaca ekstrem melanda Kalimantan Selatan jelang akhir tahun 2021, turut dirasakan warga yang bermukim di tepian Sungai Barito.

SEPERTI yang dialami warga Desa Jambu Baru, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Barito Kuala (Batola). Terpaksa, warga pun meninggikan tiang rumah dengan cara didongkrak dengan menambah tinggi pondasi.

Ketika sebagian besar wilayah Kalsel diterjang banjir besar pada awal Januari 2021 lalu, justru kawasan Kuripan lebih aman. Namun, saat ini, perkampungan yang berbatasan dengan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah ini merasakan dampak serbuan luapan air Sungai Barito ditambah tingginya curah hujan.

BACA : Tolak Sawit, Pakai Laung Kuning, Warga Desa Jambu Baru Datangi DPRD Batola

Nasrullah, warga Desa Jambu Baru mengakui baru kali ini serbuan air pasang ditambah tingginya curah hujan turut merendam desanya.

“Memang, BMKG telah memberi peringatan adanya potensi hujan pada Selasa (23/11/2021) pada pukul 24.00 Wita. Tapi, realitasnya hujan telah turun sekitar pukul 19.00 Wita dan mulai berhenti pukul 22.30 Wita,” ucap Nasrullah kepada jejakrekam.com, Rabu (24/11/2021).

Menurut dia, tingginya curah hujan turut mendorong air pasang naik hingga menyerbu ke pemukiman warga di Desa Jambu Baru. Bahkan, cuaca ekstrem ini telah berlangsung selama dua hingga tiga hari.

“Padahal, sebelumnya, di kawasan desa kami tidak turun hujan. Beberapa titik jalan desa sudah tergenang air. Tapi, pada sore tadi dilaporkan air sudah berangsur surut,” kata akademisi FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

BACA JUGA : Rawan Banjir Kiriman, BPBD Batola Siap Siaga Memasuki Musim Hujan

Akses jalan Desa Jambu Baru, Kecamatan Kuripan, Batola yang sempat terendam banjir akibat luapan Sungai Barito. (Foto Istimewa)

Hanya saja, beber Nasrullah, beberapa rumah warga yang rata-rata berumur lebih dari 50 tahun ikut terendam. Untungnya, Masjid Ar Rahmah yang menjadi pusat peribadatan warga, hanya halaman saja terendam.

“Untuk ruangan utama memang lebih tinggi dari halaman masjid yang terendam,”ucap Nasrullah.

Guna menyiasati agar rumah tak terendam lagi, Nasrullah menceritakan terpaksa warga Desa Jambu Baru pun mendongkrak tiang rumah. Menurut dia, dengan car aitu, ketinggian rumah bisa mengantisipasi jika nanti air pasang naik karena curah hujan masih terbilang tinggi.

BACA JUGA : Gunakan Klotok, Tim Koral Peduli Banjir Antarkan Bantuan Banjir ke Batola

Selain itu, teknologi tepat guna dengan memasang lantai lanseh jarang untuk aliran air pun dibikin warga, terutama di bagian tengah rumah. Dengan metode ini, ketika air sudah memasuki ruangan rumah, begitu surut akan cepat keluar.

“Semoga dalam beberapa hari ini tidak turun hujan lebat dan air sungai tidak pasang lagi,” kata Nasrullah.(jejakrekam)

Penulis Rahim Arza
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.