LAHAN bekas tambang yang cukup luas, bila diolah, bisa dijadikan perkebunan kelapa sawit.
BAHKAN mereklamasi lahan bekas tambang menjadi perkebunan kelapa sawit bisa meningkatkan daya serap air yang selama ini menjadi isu miring kalau tanaman sawit rakus terhadap air dan menggangu ekosistem tumbuhan disekitarnya.
Demikian diharapkan oleh Manager Kebun PT Citra Putra Kebun Asri (CPKA) Jorong Factory Eko Prianto, saat puluhan awak media baik dari cetak, elektronik dan online berkunjung dan diberikan pengetahuan tentang proses awal pengolahan sawit hingga menjadi minyak dan pemanfaatan limbah yang semuanya bermanfaat.
BACA : DPRD Kalsel Dukung Pengembangn Lahan Eks Tambang Untuk Peternakan
“Kita siap kalau suatu saat lahan bekas tambang diberikan izin untuk direklamasi menjadi lahan sawit, tentunya dengan berbagai proses persiapan lahan,” ungkap Eko, Kamis (11/11/2021).
Dirinya juga menjelaskan tentang berbagai isu miring terkait perkebunan kelapa sawit, yang umumnya tidak berdasarkan fakta di lapangan. Padahal selama ini sawit merupakan komoditas penghasil devisa ekspor terbesar bagi Indonesia.
“Khususnya bagi PT CPKA yang saat ini mampu menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS) mencapai 65000 ton perhari diatas lahan seluas 3000 hektare,” ucapnya.
Dari angka tersebut tentunya juga menghasilkan limbah yang begitu besar, keberadaan limbah tersebut yang dijadikan berbagai isu dan berita negatif baik dari dalam maupun luar negeri.
“Saat ini kita upayakan limbah pengolahan sawit bermanfaat semua, menurutnya saat ini limbah-limbah bekas pengolahan sawit, semuanya berguna salah satunya menjadi pupuk. Dengan demikian tidak ada limbah yang dihasilkan, karena malah semua diolah secara tidak ada campuran bahan kimia,” tegasnya.
Pihaknya juga menjelaskan proses pengolahan limbah dalam yang hampir semuanya bermanfaat dari tandan buah segar (TBS) sampai biji dan ampas serta janjang menjadi pupuk maupun air press maupun liqiudnya menjadi pupuk hingga menjadi energi listrik biogas bahkan PT. CPKA sendiri kedepan akan memproduksi bahan baku pembuatan kertas di pabriknya.
Ia berharap tidak ada lagi anggapan perkebunan industri sawit menjadi penyebab hilangnya hutan tropis, penyebab kebakaran hutan, minyak sawit tidak baik bagi kesehatan, dan lain sebagainya.
“Semoga capaian yang luar biasa dari sawit tersebut sudah menjadikan salah satu penyumbang devisa negara terbesar, untuk itu kami perlu adanya kerjasama semua pihak termasuk media yang bisa memberikan informasi positif dan edukasi kepada masyarakat,” tutupnya.(jejakrekam)