Dunia Kada Satalapak Tangan

0

Oleh : Noorhalis Majid

JANGAN berputus asa bila menghadapi masalah. Berbagai rintangan, tantangan, hambatan, atau apapun yang dianggap persoalan, selalu ada jalan penyelesaiannya.

BAHKAN, alternatif jalan untuk menyelesaikanya sangat banyak, bila benar-benar mau mencarinya, itulah makna dunia kada satalapak tangan.

Dunia tidak selebar telapak tangan, begitu arti harfiahnya. Telapak tangan, dipinjam menggambarkan kesempitan dalam mencari jalan menjawab persoalan.

Rupanya, bila tangan sudah tidak mampu menyelesaikan, selesailah semua harapan. Begitu juga sebaliknya, bila berbagai persoalan mampu diatasi seorang diri, tanpa bantuan orang lain, maka akan dikatakan ‘dunia satalapak tangan.’

Kemampuan ‘tangan’ menjadi ukuran atas penguasaan banyak persoalan. Namun, tentu saja tidak seperti itu, karena masih banyak cara dan jalan lain yang bisa diupayakan.

Jangan mudah berputus asa, melalui perkawanan, kekerabatan, mitra dan jaringan, segala persoalan yang dihadapi pasti bisa diselesaikan.

Semakin luas perkawanan dan jaringan, bantuan dan dukungan atas berbagai persoalan lebih mudah terselesaikan. Sekarang zaman konektivitas – keterhubungan, diramu dengan kolaborasi.

Jangan merasa sendirian, dan jangan pula merasa selalu mampu melakukannya seorang diri. Manfaatkan berbagai keterhubungan dan lakukan berbagai kolaborasi, maka hasilnya pasti akan lebih baik.

Dalam pemerintahan juga seperti itu, berbagai persoalan dan kerumitan menjawab tantangan, pasti juga terjadi di banyak tempat. Tentu ada tempat lain yang sudah berhasil mencari jawaban.

Maka, mari saling belajar, berguru untuk menemukan jawaban-jawaban itu. Jangan sekedar berkunjung, lalu lupa menerapkannya. Kaji, pelajari dan bila perlu, minta asistensi, sehingga selesailah masalah yang dihadapi.

Misalnya, soal sampah, sungai yang mampet dan banjir yang selalu mengancam, semua itu pasti juga terjadi di berbagai tempat di belahan dunia lain.

Kalau tidak mampu menjawabnya, jangan malu untuk berguru, dan setelahnya bersungguh-sungguh menyelesaikan, jangan berhenti hanya sampai pada kunjungan – studi banding.

Ungkapan ini memberikan pelajaran, agar dalam melihat berbagai persoalan, cara mengukurnya jangan terbatas pada kemampuan diri sendiri.

Pada keterbatasan ‘tangan’ yang hanya mampu menjangkau dan meraih serba sedikit. Masih banyak tangan lain yang bisa turut membantu mencari penyelesaian. Asal mau terbuka dan membuka diri, pasti banyak jalan didapatkan, karena dunia kada satalapak tangan.(jejakrekam)

Penulis adalah Pemerhati Budaya dan Bahasa Banjar

Staf Senior Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin

Mantan Kepala Perwakilan Ombudsman Provinsi Kalsel

Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.