Urai Kemacetan, Perempatan Jalan Sultan Adam-Pangeran Hidayatullah Bisa Segera Dibangun Bundaran

0

KEMACETAN yang selalu dikeluhkan warga Sungai Andai dan Sungai Jingah, terutama saat melintas di perempatan Jalan Sultan Adam-Jalan Pangeran Hidayatullah, Banjarmasin Utara bisa diatasi dengan segera membangun bundaran.

USULAN ini disampaikan anggota Komisi III DPRD Kota Banjarmasin, Sukhrowardi usai merekam hasil reses dengan kontituennya di daerah pemilihan (dapil) Banjarmasin Utara.

“Kepadatan lalu lintas dengan kian bertambahnya volume kendaraan bermotor, memang tidak dibarengi dengan penambahan volume jalan. Ini yang mengakibatkan beberapa ruas jalan di Banjarmasin selalu didera kemacetan,” ucap Sukhrowardi kepada jejakrekam.com, Kamis (4/11/2021).

Untuk itu, anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Banjarmasin dari Fraksi Golkar ini mengusulkan agar di perempatan Jalan Sultan Adam-Jalan Pangeran Hidayatullah serta Sungai Andai itu segera dibangun bundaran.

“Model jalan melingkar (ring road) bisa diterapkan di sana. Dari pengamatan di lapangan, masih banyak lahan kosong yang bisa dibebaskan pemerintah kota untuk memperlebar ruas jalan. Selanjutnya, di bagian tengah itu bisa dibangun bundaran,” kata Sukhrowardi.

BACA : Perda RTRW Banjarmasin 20 Kali Direvisi, RTH Hanya 3 Persen Jadi Atensi DPRD

Menurut dia, keberadaan bundaran jauh lebih murah dan realitis dibandingkan dengan rencana kontroversial membangun jalan layang (flyover) yang sempat diwacanakan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin.

“Dengan keterbatasan dana yang ada di APBD Banjarmasin, jelas membangun bundaran lebih efektif dan efisien daripada rencana besar membangun jalan layang di kawasan itu,” kata Sukhrowardi.

Dia menilai kondisi Jalan Sultan Adam dan Jalan Pangeran Hidayatullah sudah layak untuk dilebarkan lagi, karena dengan pelebaran volume kendaraan bermotor, terutama pada jam-jam sibuk baik pagi maupun sore hari bisa tertampung.

“Ini juga sejalan dengan rencana pembangunan jaringan jalan baru yang ada dalam dokumen rencana tata ruang wilayah (RTRW) Banjarmasin 2021-2041 yang baru saja disahkan itu,” beber Sukhro, sapaan akrabnya.

BACA JUGA : Ditaksir Sedot Anggaran Rp 7 M, Kadinkes Banjarmasin Beberkan Desain Puskesmas Induk Sungai Andai

Ia pun setuju jika nantinya kawasan Sungai Andai dijadikan kota satelit, karena total penduduk serta luasan wilayah sangat layak untuk dimekarkan menjadi sebuah kecamatan baru, terpisah dari Banjarmasin Utara.

Menurut Sukhro, kajian-kajian ilmiah untuk mengembangkan kawasan Sungai Andai bisa dilakukan dengan men-sinergikan dari dokumen RTRW sebagai panduan awal.

“Saat ini, kawasan Sungai Andai memang sudah dilengkapi berbagai fasilitas seperti puskesmas serta lainnya. Bahkan, dari kalau dilihat ke depan, justru pemukiman di Sungai Andai jika tak ditata lebih cepat, bisa menimbulkan kawasan kumuh baru di Banjarmasin,” papar Sukhro.

Anggota Komisi III DPRD Banjarmasin dari Fraksi Golkar, Sukhrowardi. (Foto Kabar Golkar)

Dia memastikan usulan pembangunan bundaran sekaligus pelebaran jalan di kawasan itu akan masuk dalam pokok pikiran (pokir) dari hasil reses guna disampaikan pada musrenbang berjenjang dari kecamatan hingga tingkat kota.

BACA JUGA : Sudah Saatnya Kelurahan Sungai Andai Dimekarkan Lagi

Selain itu, Sukhro juga melihat penataan kawasan kumuh, terutama kampung-kampun tua seperti di kawasan Museum Waja Sampai Kaputing, Kampung Kenanga, Sungai Jingah sudah dijalankan.

Bahkan, anggota Fraksi Golkar DPRD Banjarmasin justru melihat ada beberapa fasilitas seperti Balai Paman Birin yang dibangun Gubernur Kalsel Sahbirin Noor di Sungai Andai, justru tidak dimanfaatkan optimal oleh masyarakat.

“Pemkot Banjarmasin harusnya bisa menjalin komunikasi dengan Pemprov Kalsel dalam penggunaan fasilitas yang dibangun Paman Birin (Gubernur Kalsel). Balai Paman Birin itu bisa digunakan untuk wadah diskusi atau memecahkan persoalan yang dihadapi warga, sehingga bisa ditindaklanjuti secara berjenjang dari tingkat kelurahan, kecamatan hingga kota,” papar Sukro.

BACA JUGA : Sambangi Sungai Andai, Ibnu Sina-Arifin Paparkan Rencana Pembangunan Jembatan

Mengenai eksistensi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di tengah pandemi Covid-19 diakui Sukhro justru mengalami kemunduran. Berdasar data dari Pemkot Banjarmasin dari awalnya 2.800 pelaku UMKM, kini tersisa hanya 1.200 wirausaha baru (WUB).

“Titik balik untuk pemulihan ekonomi sebenarnya bertumpu pada pelaku UMKM yang jumlahnya besar di Banjarmasin, dibanding sektor perdagangan dan jasa. Mereka yang paling merasakan dampak dari pandemi ini,” kata Sukhro.

Untuk itu ke depan, mantan aktivis mahasiswa 1998 ini pun mengusulkan agar penguatan perekonomian itu lebih terfokus pada pembinaan UMKM.

“Bikin pelaku UMKM baru itu mudah, yang susah itu adalah pembinaan. Karena jika mereka sudah dikawal usaha, seperti adanya suntikan modal serta membantu pemasaran produknya jauh lebih penting agar bisa eksis di tengah persaingan bisnis yang makin sengit,” tandasnya.(jejakrekam)

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2021/11/05/urai-kemacetan-perempatan-jalan-sultan-adam-pangeran-hidayatullah-bisa-segera-dibangun-bundaran/
Penulis Rahim Arza
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.