Helat Lomba Cerpen, Siswa SMP Diasah Tuangkan Kreativitas Ide di Alur Cerita

0

LOMBA cerpen tingkat penggalang atau SMP sederajat dihelat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka Universitas Lambung Mangkurat (ULM). Lomba ini pun mengisi acara Gold Generation Virtual Competition (GGVC).

KOORDIANTOR Divisi Acara dan Penanggung Jawab Lomba Cerpen, Siti Patimah menyampaikan lomba ini dinamakan GGVC 2021 dengan tema bertajuk: “Tetap Berkreativitas Tanpa Batas pada Masa Serba Terbatas.”

“GGVC 2021 ini merupakan salah satu bentuk program kerja dari dewan kepengurusan UKM Pramuka ULM, masa bakti tahun 2021. Karena pandemi yang membuat kegiatan kepramukaan notabenenya di lapangan menjadi virtual atau daring,” ujar Patimah kepada jejakrekam.com, Sabtu (30/10/2021).

Kata Patimah, untuk menyiasati itu maka muncul program kerja GGVC ini. Sebagai wadah dan ajang kreativitas pemuda dalam regional Kalimantan.

“Mengapa ada lomba cerpen, tiada lain untuk mengenalkan dan mewadahi anak-anak remaja, khususnya penggalang di Kalimantan dalam menulis. Saat ini, menulis selalu berhubungan dengan orang dewasa dan pemuda setingkat SMA dan kuliah,” ujar Patimah.

BACA : Puluhan Penulis Muda Kalsel Merekam Perjuangan Hidup lewat Antologi Cerpen The Last Winter

Ada sembilah yang mendaftar. Hal ini sesuai dengan ketentuan cuma empat peserta lomba cerpen yang lolos di antaranya Vicko Chandra Kristo Pristanto, Aqila Gendhis Mazaya, Azkia Sabrina dan Nurhalija.

Selain itu, kata Patimah, pihaknya mengangkat tema pramuka untuk mengenalkan kepramukaan melalui tulisan kepada khalayak ramai.

“Harapannya, semoga melalui ajang ini. Pramuka ULM semakin bisa menebar kebermanfaatan untuk orang banyak, dan memacu kreativitas anggota pramuka serta pemuda Banua dan Borneo tercinta,” ucapnya.

Dewan juri cerpen Gold Generation Virtual Competition (GGVC) , Halimatus Sa’diah. (Foto Rahim Arza)

Dewan juri cerpen, Halimatus Sa’diah menyebut kualitas hasil karya cerpen dari peserta siswa SMP yang terbilang bagus. Rata-rata dinilai dari segi kreativitas ide yang dituangkannya.

“Mereka mampu mengembangkan dari sisi kreativitas ide, serta problematika yang diangkat. Beberapa ada yang dinilai cukup bagus, terkait penyusunan kalimat juga rapi. Pola pengemasannya juga oke,” ujar Halimatus.

Terkait alur cerpen, Halimatus menyebut ada beberapa subtansi cerpen yang kuat menyinggung tema. Hanya saja, kata dia, cuma segi penulisan banyak sekali catatan yang diberikan.

“Misalnya terkait ejaan yang tidak baku, tanda baca dan huruf kapital disetiap kalimatnya. Peletakannya harus mana yang dipisah,” ungkap Wakil I Duta Genre Kalsel BKKBN’18 terbaik IV itu.

Menurutnya, tidak masalah bagi pemula terlebih di tingkat SMP yang masih mengasah kemampuan menulisnya.

“Banyak catatan penting buat peserta, karena saya yang memiliki latar bahasa, maka fokusnya menyoroti tentang tata letak bahasa yang berantakan itu,” kata Duta Bahasa Kalimantan Selatan 2019 itu.

Kata pengajar Ponpes Umar bin Khattab itu, peserta yang mempelajari karya cerpen semestinya banyak membaca karya sastra. Karena, menurutnya, setelah membaca banyak karya dapat mampu melihat gambaran secara utuh.

“Sehingga, mereka dapat mengasah serta mengembangkan karya cerpen itu dari segi pola yang tersusun apik, transparan dan mampu membuat plot yang menegangkan, serta bikin orang guguh dan penasaran,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis Rahm Arza
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.