Mengaku sebagai Habib, Warga Desa Rantau Karau Ubbay Dillah Minta Maaf Terbuka

0

AULA Kantor Kecamatan Sungai Pandan (Alabio), Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) mendadak ramai, Minggu (24/10/2021). Para tokoh dan warga berkumpul untuk mendengarkan pengakuan terbuka Ubbay Dillah Ayubi yang selama ini diduga mengklaim sebagai habib atau zuriat Rasulullah SAW.

DI HADAPAN para saksi dari MUI Sungai Pandan, Rabithul Alawiyah dan pihak Kecamatan Sungai Andan, Polsek Sungai Pandan dan Koramil 08/Sungai Pandan, Ubbay Dillah Ayubi secara terbuka menyatakan diri bukanlah seorang habib.

Ia pun membubuhkan tanda tangan di atas surat pernyataan bermaterai Rp 10.000 bahwa klaimnya selama ini sebagai seorang habib adalah bohong alias tidak benar.

“Saya mengakui perbuatan saya. Saya mengaku khilaf atas perbuatan saya. Saya berjanji tidak akan mengulanginya kembali. Jika di kemudian hari, saya mengaku kembali (sebagai habib), saya siap diajukan ke jalur hukum untuk diproses sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,” tulis Ubbay Dillah Ayubi dalam surat pernyataannya, yang kemudian dibacakan ke Forum Komunikasi Silaturahmi dan Tabayyun Kecamatan Sungai Pandan.

Ubbay selama ini tercatat merupakan warga asal Bondowoso, Jawa Timur yang tinggal di Desa Rantau Karau Hulu RT 004, Kecamatan Sungai Pandan, Kabupaten HSU. Surat pernyataan ini pun disaksikan perwakilan MUI Sungai Pandan KH Fakhruddin, dari Rabithul Alawiyah; Sadiq Muhammad serta Camat Sungai Pandan Surya Supi, Kapolsek Sungai Pandan Iptu Agus Sumitro dan Danramil Sungai Pandan, Kapten La Samsudin.

BACA : Bela Habib Rizieq, Ratusan Massa Gelar Unjukrasa di Kejati Kalsel

Surat pernyataan dan Ubbay Dillah saat membacakan surat pernyataannya. (Foto Istimewa)

Dikonfirmasi jejakrekam.com, Minggu (24/10/2021), Camat Sungai Pandan (Alabio) Surya Supi membenarkan adanya acara silaturahmi sekaligus tabayyun mengenai pengakuan Ubbay Dillah Ayubi yang selama ini sebagai habib.

“Alhamdulillah, acara tabayyun ini bisa berlangsung aman dan lancar di Aula Kecamatan Sungai Pandan,” kata Surya Supi.

Ia berharap ke depan agar warga terkhusus saat bulan Maulid Nabi SAW ini lebih selektif dan berhati-hati saat mengundang atau menerima para penceramah dari luar daerah yang belum dikenal dengan baik.

BACA JUGA : Gelar Al Banjary dan Budaya Lokal dalam Ijtihad Syekh Muhammad Arsyad

Senada itu, mantan anggota DPRD HSU H Gazali Rahman atau akrab disapa Haji Bambang mengakui saat itu baik ulama, habaib dan tokoh masyarakat serta warga meminta klarifikasi dari seorang Ubbay karena pengakuannya cukup meresahkan sebagai habib.

“Makanya, dalam hal ini, masyarakat dan MUI menghadirkan pihak Rabithul Alawiyah yang memiliki pencatatan rapi dan tervalidasi mengenai zuriat Rasulullah SAW. Terkhusus lagi di Indonesia dan Kalimantan Selatan,” pungkas Haji Bambang.(jejakrekam)

Pencarian populer:mui alabio
Penulis Muhammad
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.