Proyek Jembatan A Yani Segera Digarap, Pakar Kota Sebut Sungai Banjarmasin Sedang Sakit

0

AKIBAT banjir besar yang sempat melanda Banjarmasin pada awal Januari 2021 lalu, terkhusus ruas Jalan Achmad Yani. Salah satu elemen kota yang disalahkan adalah jembatan. Jembatan datar dan rendah hingga menyentuh permukaan aliran Sungai A Yani pun jadi sasaran pembongkaran.

NAH, begitu Satuan Tugas (Satgas) Normalisasi Sungai yang dibentuk Walikota Ibnu Sina pada Januari dan dibubarkan pada Maret 2021, kini jembatan yang telah dibongkar akan segera digarap.

Proyek penggantian jembatan ini telah dilelangkan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin. Nilainya cukup fantastis mencapai Rp 1 miliar miliar, persisnya berpagu Rp 1.090.404.500.

Ada tiga lokasi jembatan yang diganti yakni SD Muhammadiyah 9, Komplek Pandu dan Gang Permata. Kini, proyek itu dimenangkan CV Putri Dewila asal Barabai  dari 39 perusahaan penawar dengan harga negosiasi Rp 872.691.428,34. Data ini dikutip dari pengumuman laman LPSE Kota Banjarmasin per 1 September 2021.

Pakar kota asal Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Akbar Rahman mengakui kondisi sungai di kota ini sedang sakit. Begitu hujan deras turun sebentar saja, maka ruas jalan akan tergenang.

BACA : Usung Balingai, Walikota Ibnu Sina Sebut Normalisasi Sungai Veteran dan A Yani Dilanjutkan

“Sungai yang harusnya sehat bisa menampung dan mengalirkan air, justru tiap tahun terus berkurang kapasitasnya. Akibatnya, begitu volume air bertambah apakah berasal dari hujan atau air pasang, pasti meluap. Ini membuktikan sungai kita sedang overload,” beber Akbar Rahman kepada jejakrekam.com, Minggu (17/10/2021).

Pakar Kota Fakultas Teknik ULM, Akbar Rahman. (Foto Dokumentasi Pribadi)

Agar bisa menyediakan ruang bagi air, Akbar menyarankan agar sungai-sungai dangkal segera dikeruk. Doktor urban design jebolan Saga University Jepang ini mendata saat ini banyak sungai di Banjarmasin telah mengalami pendangkalan baik secara alami maupun ketika dijadikan tong pembuangan sampah.

“Coba tengok, ketika air surut, dasar sungai sudah bisa kelihatan. Mestinya, sungai itu dilakukan pendalaman. Inilah mengapa program normalisasi itu harus bukan sekadar proyek, sungai-sungai itu harus terus dipelihara,” papar Akbar.

BACA JUGA : DPRD Desak Pemkot Libatkan Batola-Banjar Dukung Program Normalisasi Sungai di Banjarmasin

Arsitek muda Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Kalsel ini mengatakan sungai juga harus ditempatkan sebagai visual kota. Menurut dia, konsep normalisasi sungai bukan hanya mengoptimalkan daya tampung dan saluran air, tapi harus menambah daya tarik kota.

“Contoh sekarang, kawasan Jalan Veteran, dulu sungai itu banyak pemukiman. Kini sudah dibebaskan. Kondisi sungai yang telah terganggu akibat pemukiman, bisa dikembalikan atau dinormalkan,” bebernya.

Akbar juga menyarankan agar jembatan penyeberangan antarjalan utama dengan jalan sekunder, harus ditata dengan baik. Menurut dia, keberadaan jembatan juga sangat memengaruhi visual kota.

BACA JUGA : Hakim Kabulkan Gugatan Class Action Korban Banjir Kalsel, Pazri: Ini Kemenangan Rakyat

“Jangan sampai, setiap pemilik lahan atau ruko bisa seenaknya bikin jembatan sendiri.  Inilah peran regulator dalam hal ini Pemkot Banjarmasin menyiapkan dua sisi jalan di antara sungai. Jadi, antarkoneksi jalan itu hanya dihubungkan beberapa jembatan. Bukan bebas bikin jembatan sendiri,” tegas Akbar.

Menurut dia, sebagai percontohan bisa diawali di kawasan Jalan A Yani, karena para pemilik ruko atau komplek perumahan membuat jembatan masing-masing.

“Hasilnya, sungai tidak terlihat dan hilang. Jelas, bisa mengganggu aliran air dan untuk memelihara sungai sulit akibat terhalang jembatan,” pungkas Akbar.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.