Oleh : Humaidy Ibnu Sami
NAMA tokoh ini adalah Asmaran. Nama yang singkat itu memang sudah direncanakan oleh kedua orangtuanya Asmullah dan Aisah. Asmaran lahir pada 5 Maret 1955 di lingkungan keluarga yang taat berbadah.
TIDAK ada orang yang menyangka, kalau kemudian hari nama yang singkat itu mempunyai arti dan manfaat bagi dunia pendidikan khususnya di bidang akidah, akhlak dan tasawuf.
Anak Sekolah Dasar Negeri (SDN) Juai ini mula-mula masuk ke Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai, lalu melanjutkan ke Fakultas Ushuluddin IAIN (sekarang UIN) Antasari Banjarmasin. Setelah itu ia mengikuti Program Magister dan Program Doktor di IAIN (sekarang UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Urang Juai ini menekuni bidang Tasawuf dan berhasil meraih gelar master dan doktor, bahkan ia menjadi professor.
Prof Dr H Asmaran As, MA, adalah guru besar pada Fakultas Ushuluddin UIN Antasari Banjarmasin. Berbagai jabatan penting pernah ia duduki di lingkungan IAIN (sekarang UIN) Antasari. Jabatan yang pernah diembannya seperti Direktur Program Pasca Sarjana IAIN (sekarang UIN) Antasari, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, dan Ketua LPM UIN Antasari Banjarmasin.
BACA : Kaji Epistemologi Al-Ghazali, UIN Antasari Kehilangan Guru Besar Tawasuf, Prof Asmaran
Asmaran yang murah senyum dan kalem ini pernah pernah aktif memimpin FOKSIKA PMII Kalimantan Selatan pada tahun 2001-2004. Sebagai seorang ilmuan, Asmaran telah menulis buku di antaranya berjudul Pengantar Studi Akhlak dan Pengantar Studi Tasawuf.
Pengabdiannya sebagai pegawai negeri telah mendapat pengahargaan berupa Satya lencana Karya Satya dari Presiden RI. Selain itu, ia selama beberapa periode menjadi pengurus MUI Kalimantan Selatan. Di samping itu, ia di tingkat nasional dikenal sebagai tokoh cendikiawan tasawuf yang setara dengan Dr Simuh, Yogyakarta dan Dr Kautsar Azhari Jakarta.
BACA JUGA : Ada 9 Tingkatan Wali Allah dan Gambarkan Struktur Organisasi yang Rapi
Dari perkawinannya dengan Dra Hj Halilah, ia dikaruniai lima orang anak yaitu Eka Hidayati, Tuti Hasanah, Ema Bina Fikrina, Muhammad Zaki Mubarrak dan Muhammad Irfan. Ia meninggal 18Oktober 2021M/11 Rabiul Awwal 1443H. Selamat jalan Tuan Guru H Asmaran yang alim, cendikiawan dan budiman.(jejakrekam)
Penulis adalah Akademisi Fakultas Keguruan dan Tarbiyah UIN Antasari
Staf Senior Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin