Solusi Bersama Menyelesaikan Krisis Pasca-Pandemi bagi Pemkab Banjar

0

Oleh : Dr Lyta Permatasari, M.Si

RUMPUN kehidupan yang semula nyaman tanpa kendala tiba-tiba terkoyak, walau tak banyak oleh hadirnya satu virus saja yang dampaknya kemana-mana. Kita sebut saja dia Covid-19. Tak terkecuali Kabupaten Banjar.

VIRUS ini datang secara asing ke dalam kehidupan masyarakat Banjar dan mendapat reaksi beragam. Ada yang kaget bukan kepalang, takut teramat sangat, biasa-biasa saja sampai cuek, semua respon itu kita lihat bersama. Bahkan sebagian masyarakat agak enggan menggunakan masker.

Akibatnya tingkat lonjakan infeksi meningkat beberapa pekan di bulan Mei hingga Agustus untuk kemudian melandai kembali di bulan September dan Oktober. Kini situasinya mulai membaik, bukan saja karena doa. Namun juga upaya yang gigih dari pemerintah dan segenap unsur warga untuk berkomitmen penuh dlm penanganan dan penanggulangan Covid-19.

Dalam situasi yang mulai aman, kembali pemerintah daerah bergerak dan membuat terobosan untuk menyiapkan masyarakat kembali aktif dalam mengisi pembangunan daerah. Caranya dengan upaya dan inovasi agar sistem perekonomian daerah dapat tumbuh kembali, seperti sediakala.

BACA : Menyiapkan SDM Lokal Berkompetisi di Zaman yang Baru

Banyak yang telah dilakukan. Menggerakkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai basis pergerakan ekonomi lokal sudah juga dilakukan. Membuka ruang publik seperti pasar tradisional dan pasar terapung mulai berangsur-angsur beraktivitas normal sudah juga dilakukan. Sendi-sendi ekonomi rakyat mulai dibuka kembali jalur dan aktivitasnya, sehingga sangat terlihat gerak maju setelah hampir dua tahun mengalami hibernasi akibat pandemi.

Lalu solusi yang bagaimana, penting dan pas bagi Kabupaten Banjar guna melangkah maju keluar dari himpitan situasi pandemi ini dan kembali menyusun langkah-langkah akselerasi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat? Hal itu akan saya jabarkan dalam tiga aspek berikut ini.

1. Kuatkan Sinergi di Tingkat Tapak

Diakui atau tidak, berhimpun dalam komunitas itu jauh lebih baik daripada berupaya one man show. Sebab dengan berhimpun, ada wadah koordinasi dan saling berpendapat yang bisa menajamkan visi juga ide dan sasaran dari sebuah target.

Dengan berhimpun, ada komunikasi yang terjalin rapi dan menghasilkan solusi bernas. Karenanya penguatan sinergi di tingkat tapak menjadi sangat penting dalam upaya pemulihan ekonomi dan sosial di tingkat lokal. Orang lokal bukan orang biasa namun orang hebat karena mereka lebih paham tantangan dan mengerti sasaran. Masyarakat lokal lebih mengerti kondisi daerahnya, karenanya penting bagi mereka utk diberi kesempatan yang luas (oleh pemerintah) untuk bergerak bebas. Bebas di sini adalah bebas yang bertanggungjawab.

BACA JUGA : Persiapan Pembentukan SDGs Center Kalsel, Sebuah Kesiapan dalam Menyambut IKN

Beri kebebasan utk menyampaikan ide dan pendapat juga kebebasan untuk berkreasi. Ini penting. Karena menghargai kekayaan budaya lokal termasuk masyarakatnya dengan budaya yang mereka pegang adalah salah satu potensi terbesar yang harus dikembangkan guna menguatkan tapak sekaligus wibawa pemerintah daerah.

2. Implementasi Ketahanan Iklim dengan  Konsep FEW (Food, Energy and Water)

Ketahanan di tingkat tapak harus ditunjang oleh ketahanan pangan, energi dan air. Karena ketiganya adalah unsur penting kehidupan yang pasokannya harus terjaga dengan baik dari waktu ke waktu. Pentingnya penyediaan air bersih menjadi landasan kehidupan yang sangat penting dan akses untuk memperolehnya juga harus diutamakan sesuai dengan konsep no one left behind, pembangunan tidak meninggalkan siapapun, pembangunan justru hadir untuk kebahagiaan semua orang.

Pangan, air dan energi adalah tiga kebutuhan pokok dan mendasar yang harus tersedia untuk keberlanjutan penbangunan itu sendiri. Tanpa ketiganya atau kehilangan salah satu darinya, akan membuat sendi kehidupan menjadi terganggu.

3. Menempatkan  Pejabat Publik sebagai Pengayom dan Sahabat bagi Masyarakat

Kepemimpinan ala top-down atau arahan dari atas ke bawah sebagai model kepemimpinan birokrasi memang tepat. Namun harus dibarengi dengan sinergi horisontal yang merangkul dan mengayomi masyarakat, karena pasca pandemi sangat banyak dari masyarakat kita yang sedang berupaya memulihkan diri. Mereka berusaha memulihkan usahanya dan mencoba berdiri tegak lagi setelah dihalau badai pandemi.

Sinergi horizontal ini bisa berbentuk koordinasi dengan aparatur desa, kelurahan dan kecamatan untuk mengevaluasi kondisi wilayahnya setelah pandemik. Berapa orang yang meninggal, sektor-sektor apa saja yang terdampak, bagaimana kondisi anak-anak usia sekolah, kondisi perekonomian masyarakat setempat berikut sarpras kesehatan yang ada di wilayah tersebut.

BACA JUGA : DLH Kabupaten Banjar; Ruang Belajar Lingkungan dan Ruang Diskusi Tematik Pembangunan Berkelanjutan

Evaluasi ini penting agar kita bisa membuat rencana kerja yang lebih siap bencana lagi ke depan. Memang sudah saatnya kebencanaan menjadi bagian tak terpisahkan dari rencana pembangunan. Sebab ke depan kita tidak saja akan melewati situasi perubahan iklim yang semakin hari semakin tak terkendali, namun kita juga akan mengalami ancaman-ancaman bencana yang beragam. Justru efeknya jauh lebih dahsyat karena adanya perubahan iklim tersebut.

Karenanya perencanaan pembangunan di era saat ini dinamakan planning in the era of uncertainty. Selamat membangun daerah dengan lebih waspada terhadap dampak perubahan iklim. Semoga Kabupaten Banjar bisa melewati tahapan yang dinamis ini dengan lebih sinergi.(jejakrekam)

Penulis adalah Research Assistant Sarwono Kusumaatmadja

ASN di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banjar

Alumni S3 Ilmu Lingkungan Universitas Brawijaya

Staf Pengajar S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

HOST acara GO GREEN Creative RRI Banjarmasin

[email protected]

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.