Istri Menparekraf Kunjungi Pulau Curiak, Nur Asia Uno Beri Nama Bayi Bekantan

0

ISTRI Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Nur Asia Uno, menyematkan nama bagi seekor anak bekantan yang lahir di kawasan Stasiun Riset Bekantan di daerah Pulau Curiak, Barito Kuala. Hal itu ditandai dengan penandatanganan sertifikat kelahiran bekantan tersebut.

“BABY (bayi) bekantan ini, saya beri nama Amel Junior. Sebagai bentuk apresiasi kepada Amalia Rezeki terhadap dedikasinya melestarikan bekantan di pulau Curiak. Semoga bekantan pulau Curiak, tetap lestari dan semakin mendunia,“ ujar Nur Asia Uno.

Kehadiran Nur Asia Uno ke Stasiun Riset Bekantan (SRB) yang dikelola oleh Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) bersama Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini secara khusus untuk melihat perkembangan bekantan di Pulau Curiak.

“Beliau sangat peduli terhadap lingkungan dan pelestarian bekantan. Beliau juga tercatat sebagai donatur pelestarian bekantan yang dikelola SBI Foundation ini,“ ucap  Founder SBI, Amalia Rezeki kepada jejakrekam.com, Jum’at (15/10/2021).

BACA : Pemerintah Siapkan Lahan di Mantuil untuk Konservasi Bekantan, SBI: Perlu Konsep Jelas

Menurut Amalia, ini adalah kelahiran kedua dari baby bekantan yang berada di kawasan Stasiun Riset Bekantan sepanjang tahun 2021. Bekantan di kawasan itu, menurut dia, sekarang terbagi menjadi tiga kelompok dengan jumlah populasinya sekitar 29 ekor bekantan.

“Mulanya ketika kami masuk dan mengelola kawasan yang kini menjadi Stasiun Riset Bekantan (SRB) pada tahun 2014, hanya terdapat 14 individu bekantan dan pada saat ini sudah terjadi penambahan populasi bekantan secara signifikan mencapai 100 persen. Ini pertumbuhan populasi bekantan yang luar biasa,“ kata kandidat doktor bekantan dari Universitas Lambung Mangkurat ini.

Aktivitas bekantan di sore hari untuk berkumpul dan makan di kawasan Pulau Curiak, Kanoko, Barito Kuala. (Foto Dokpim Banjarmasin)

Bayi mungil bekantan wajahnya masih hitam kebiru-biruan saat terlihat berada dalam pelukan Mimin induknya. Induk betina dari kelompok Bravo.

BACA JUGA : Peduli Satwa Endemik Bekantan, SBI Terima Hibah Rp 350 Juta dari Pemprov Kalsel

“Kehadiran baby bekantan ini membawa kabar gembira buat kita semua. Ini menunjukkan SBI mampu mengelola kawasan Pulau Curiak yang kecil dan berada di luar kawasan konservasi, tapi mampu menumbuhkembangkan populasi bekantan di alam liar,” jelas Amel, sapaan akrabnya.

Untuk itu, Nur Asia Uno mengapresiasi kinerja tim SBI yang telah mampu mengelola dan mengembangkan Stasiun Riset Bekantan di Pulau Curiak dan meningkatkan populasi bekantan di kawasan tersebut, dengan terus berkembangnya kelahiran anak bekantan.

“Sekali lagi saya sangat mengapresiasi kerja keras tim SBI yang selama ini telah berupaya menjaga dan melestarikan bekantan di Kalsel. Ini tentu membawa kabar gembira bagi kita semua. Dengan kelahiran bekantan ini semoga bisa membantu meningkatkan populasi bekantan Indonesia,“ tutur Nur Asia Uno.

BACA JUGA : Gaungkan Hari Bekantan ke Internasional, SBI: Sisa 2.200 Habibat Spesies Hampir Punah di Kalsel

Lebih lanjut, Nur Asia Uno juga salut dengan SBI yang tidak saja konsen pada pelestarian bekantan, tetapi juga mengembangkan ekowisata bekantan, yang dalam rangka mendukung program pemerintah di bidang pembangunan pariwisata berkelanjutan. “Apalagi wisata minat khusus yang dikembangkan SBI sudah mendunia,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis Rahm Arza
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.