Belanja Tak Terduga Naik di APBD-P 2021, Khawatir Dipakai untuk Anggaran Gelondongan

0

MASIH berada di darurat Covid-19 dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Banjarmasin belum beranjak untuk bisa ‘merdeka’ dari pandemi. Celakanya lagi, intensitas kejadian kebakaran di ibukota Kalimantan Selatan juga tergolong tinggi.

BELUM lagi, awal Januari 2021 lalu, Banjarmasin juga dilanda banjir besar. Tak mengherankan, jika pos belanja tak terduga dalam APBD Banjarmasin dikeluarkan untuk membiayai bencana semacam itu.

Berapa total belanja tidak terduga yang dianggarkan dalam APBD Perubahan Banjarmasin tahun 2021? Dari dokumen yang dimiliki jejakrekam.com, ternyata angkanya melonjak naik. Jika sebelumnya pada APBD 2021 hanya dialokasikan Rp 13.334.975.560 atau Rp 13,3 miliar, naik lima persen di APBD Perubahan 2021.Total belanja tidak terduga pada tahun 2021 di APBD Perubahan ini dicantumkan sebesar Rp 14.038.346.253 atau naik Rp 703.370.693 atau Rp 703 juta lebih.

Anggota Komisi IV DPRD Banjarmasin dari Fraksi PKS, Hendra mengakui kejadian pada 2019 lalu, ketika dana bantuan yang dikelola Dinas Sosial (Dinsos) Banjarmasin sempat habis, karena tingginya kasus kebakaran di kota.

BACA : Dikucurkan Rp 111 Miliar Lebih, Dana Covid-19 Banjarmasin Terpakai Rp 99 Miliar Lebih, Kemana Sisanya?

Sementara, beber dia, pada awal 2020 hingga 2021, pos belanja tak terduga lebih banyak tersedot untuk percepatan dan penanganan Covid-19. Hal ini berdasar laporan dari Badan Keuangan Daerah (Bakueda) Kota Banjarmasin, pos belanja tak terduga murni pada APBD 2020 sebesar Rp 1 miliar digunakan untuk penanganan pandemi.

Sekretaris Fraksi PKS DPRD Kota Banajrmasin, Hendra (Foto Dokumentasi FPKS)

Sekretaris Fraksi PKS DPRD Banjarmasin ini mengungkapkan dari item program kegiatan di satuan kerja perangkat daerah (SKPD), kebanyakan anggarannya gelondongan. Misalkan, beber Hendra, pada bidang kesehatan ada laporan penggunaan untuk beli obat-obatan dan masker.

“Anehnya di dinas atau badan juga mengalokasikan dana ini? Mengapa bisa double, seharusnya laporan dirinci. Apalagi, soal pengadaan masker mencapai ratusan juta, hampir di semua SKPD itu ada pada APBD 2020 lalu,” kata akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini.

BACA JUGA: Dana Covid-19 Banjarmasin Rp 170 Miliar Diaudit, BPK Perwakilan Kalsel Beri Predikat Efektif

Dengan tingginya intensitas kebakaran di Banjarmasin di masa pandemi, Hendra pun mengingatkan agar Dinas Sosial serta instansi terkait untuk bisa tepat sasaran menggunakan anggaran. Dengan kenaikan anggaran belanja tak terduga, Hendra mengatakan potensi untuk salah penggunaan sangat besar.

“Apalagi, anggaran belanja dana tak terduga di APBD Perubahan 2021 ini naik. Jangan sampai nanti anggaran ini malah digunakan secara gelondongan lagi,” ucap Hendra.

Sekadar diketahui, pada APBD 2021 lalu, dari pos belanja dana tak terduga lebih banyak tersedot untuk tiga kegiatan. Yakni, belanja bidang kesehatan untuk pemenuhan kebutuhan pencegahan dan penanganan Covid-19 sebesar Rp 2,5 miliar. Lalu, ada lagi penanganan dampak ekonomi dialokasikan dana Rp 500 juta, hingga penyediaan jarring pengamanan sosial Rp 1,5 miliar. Ini belum termasuk, alokasi anggaran yang ada di SKPD, hingga totalnya mencapai Rp 88,5 miliar lebih.(jejakrekam)

Penulis Siti Nurdianti/Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.