
Bersahabat dengan Guru Zuhdi, Haul Kedua Guru Isam di Alalak Utara Dipenuhi Jamaah
KIPRAH mendiang Ustadz Syamsuni Abdullah selama hidupnya dalam menegakkan dakwah Islam dikenang. Ratusan warga memadati peringatan haul ke-2 ulama muda Alalak ini yang dihelat secara sederhana di depan pusaranya, Jalan Alalak Utara Gang SMA 12, Banjamasin, Minggu (3/10/2021).
LOKASI acara pun tampak memutih karena dihadiri ratusan jamaah dari berbagai tempat. Terutama berasal dari kawasan Alalak Tengah, Alalak Utara, Alalak Selatan, hingga Berangas dan Pulau Suwangi untuk mengenang jasa-jasa ulama ustadz muda ini.
Sebelum dibacakan manaqib atau biografi sang ustadz, syair maulid Alhabsyi pun menggema dibawakan Ustadz Muhammad Kusasi. Pengajar Pesantren Tarbiyatul Islamiyah Banjarmasin ini bersama para santri serta jamaah Majelis Taklim Khairusy Syabab, tampak syahdu saat membacakan syair-syair pujian kepada Rasulullah SAW.
Selama hidupnya, Ustadz Syamsuni Abdullah yang akrab disapa Guru Isam merupakan sosok pendakwah muda yang getol menyuarakan kebenaran Islam. Bahkan, lulusan Ponpes Al Falah Banjarbaru ini dikenang merupakan ahli bahasa Arab dan ilmu alat; nahwu dan sharaf.
Sedari kecil, almarhum juga banyak berguru dengan ulama-ulama besar di kawasan Alalak. Bahkan, sempat mengaji duduk dengan Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani (Guru Sekumpul) sewaktu membuka majelis di Keraton, Martapura.
BACA : Syair Syaraful Anam Menggema, Peringatan Wafatnya Ulama Muda Alalak Khidmat
Saat menjadi santri, almarhum juga menjadi kesayangan Guru H Abdullah Basya. Pengajar Ponpes Al Falah ini pun yang mengajak Guru Isam belajar langsung ke Guru Sekumpul, sebelum hijrah ke Sekumpul.
Bahkan, Guru Isam merupakan sahabat karib almarhum KH Ahmad Zuhdianoor (Guru Zuhdi). Karena sama-sama jebolan Ponpes Al Falah Banjarbaru, bahkan pernah satu kamar saat berada di asrama. Selain itu, Guru Isam pun mendapat pengajaran ilmu agama dari KH Muhammad Tsani, Syekh Ramadhan, Habib Abdullah, KH Muhammad Jahri Simin, KH Abdullah Basya, KH Muhammad, KH Ahmad Kusasi, KH Antung Gambut, Ustadz H Harun, Ustadz Abdi Darda Barabai, Ustadz H Syaifullah, Ustadz Syamsuri, Ustadz Zaini Rantau, Ustadz Muhsin dan lainnya, ketika mondok di Al Falah Banjarbaru pada periode 1986- 1992
Begitu selesai mondok, Guru Isam bersama para ustadz muda lainnya mengelola Madrasah Tarbiyatul Islamiyah di samping Masjid Tuhfathurroghibin (Kanas), Alalak Tengah, Banjarmasin. Bahkan, membidani terbentuk pesantren serta Majelis Taklim Khairusy Syabab. Hingga, dalam menjalankan aktivitas dakwah pun sempat bergabung ke MUI Kecamatan Banjarmasin Utara.
BACA JUGA : Belajar Tawadhu-Istiqomah dari Habib Salmin Al Balghaits
“Kami mengenang jasa beliau karena saat diajar di Majelis Taklim Khairusy Syabab, bisa mengenal ilmu fikih, tauhid dan tasawuf. Selain itu, di majelis juga beliau mengajarkan untuk mencinta Allah SWT dan Rasulullah SAW,” kenang Ahmad Yani, murid kesayangan Guru Isam kepada jejakrekam.com, Minggu (3/10/2021).
Yani ingat betul walau Guru Isam termasuk keluarga yang ekonomi menengah ke bawah. Namun, ketika ada yang meminta bantuan, selalu ringan tangan. “Saya menangis ketika beliau pandai menyembunyikan sakit demi bisa mengajar para muridnya. Padahal, banyak tak tahu, beliau itu sebenarnya sedang sakit,” kata Yani.
Dedikasi Guru Isam pun ini diingatkan ulama berpengaruh di kawasan Alalak, KH Muhammad Jahri Simin agar selalu menjadi teladan bagi semua orang. Khususnya, para santri dan murid-muridnya yang menyebar seantero Banjarmasin. Pengasuh Pesantren Tarbiyatul Islamiyah ini memimpin tahlilan serta mengisi ceramah yang menekankan pentingnya untuk memegang tali agama dalam kehidupan di dunia ini.(jejakrekam)