Diuntungkan Pandemi Covid-19, Bisnis Wallpaper dan Wallsticker Kian Menjanjikan

0

PERMINTAAN untuk wallsticker dan wallpaper sebagai pemanis ruangan mendatangkan rezeki tersendiri bagi Muhammad Hasbi Ash Shidiqi. Pemilik kios wallpaper dan wallsticker Kamil di Jalan Pangeran Hidayatullah, Banjarmasin ini mengaku bisa mendulang pendapatan yang cukup menggiurkan.

BISNIS pelapis dinding ini di masa pandemi virus Corona (Covid-19) justru makin menjanjikan. Ini seiring dengan tumbuhnya industri perumahan di Banjarmasin dan sekitarnya. Material pelapis dinding rumah atau ruangan ini pun banyak dicari sebagai pelengkap.

“Di Banjarmasin dan sekitarnya memang banyak tumbuh komplek perumahan baru. Permintaan untuk wallpaper dan wallsticker pun kebanyakan dari pasangan suami-istri yang menempati rumah baru. Model dedaunan, batu bata serta garis-garis paling banyak dicari,” kata Hasbi kepada jejakrekam.com, Sabtu (2/10/2021).

Menurut dia, dari tak hanya perumahan, tumbuhnya kafe dan rumah makan di seantero kota juga turut mendongkrak angka penjualan pelapis dinding itu. Utamanya, model-model retro minimal paling banyak diincar. Model lainnya adalah batu alam. Apalagi, harga per satuan wallsticker itu jauh lebih murah dibanding wallpaper.

“Kalau wallsticker itu harganya berkisar Rp 40 ribu hingga Rp 45 ribu per pieces, tergantung modelnya. Sedangkan, wallpaper jauh lebih mahal, karena perlu pelekat atau lem khusus. Harga per meter berkisar ratusan ribu,” ucap Hasbi.

BACA : Ada Larangan Perayaan Tahun Baru, Penjualan Kembang Api Menurun Tajam

Diakuinya, kebanyakan para pembeli membeli pelapis dinding karena ingin mengubah suasana tampilan rumah atau ruangan. Terutama, kemudahan dari wallsticker tanpa membutuhkan berbagai alat bantu, karena tinggal ditempelkan dengan rapi, bisa mengubah wajah ruangan.

Permintaan juga datang dari berbagai sekolah di Banjarmasin. Terutama, lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD) yang lebih memilih corak tokoh kartun. Pertimbangan sekolah maupun PAUD, karena wallsticker lebih murah dibandingkan cat dinding, karena membutuhkan tukang.

“Lagipula dengan memasang wallstikcer, jika bosan bisa diganti. Nah, kalau dinding harus dicat, apalagi jika ingin berbagai macam corak, tentu membutuhkan tukang cat profesional yang upahnya jauh lebih mahal,” beber Hasbi.

Guna memenuhi kebutuhan pasar, Hasbi mengungkapkan dirinya dalam dua kali sepekan mendatangkan pasokan wallpaper dan wallsticker dari Magelang, Surabaya dan Jakarta. Total dua produk itu didatangkan mencapai 10 koli 30 pieces.

BACA JUGA : Diterpa Pandemi Covid-19, Kasus Perceraian di Banjarmasin Kian Meningkat

“Omzet penjualan dua produk bisa mencapai Rp 25 juta per bulan. Sedangkan untuk kembang plastik dan pernak-pernik hiasan rumah itu agak jarang laku. Lebih banyak pembeli memilih wallpaper dan wallsticker. Tentu dengan mempertimbangkan anggaran yang mereka punya,” kata Hasbi.

Dengan mendatangkan wallpaper dan wallsticker berbagai motif, Hasbi mengatakan para pembeli bisa memilih dengan nyaman. Menurut dia, pengaruh pandemi Covid-19 tidak terlalu berarti dalam bisnis yang digelutinya hampir dua tahun lebih itu.

“Malah selama pandemi, karena banyak orang berdiam di rumah justru muncul keinginan untuk memperindah ruangan. Apakah itu ruang tamu, ruang keluarga maupun kamar tidur dengan wallpaper atau wallsticker. Inilah mengapa bisnis ini masih menjanjikan, seiring dengan perbaikan ekonomi keluarga,” beber Hasbi.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.