Enteng di Kantong, Berburu Pakaian Bekas Korea di Pasar Tungging Tepi Jalan Tol

0

TREN Korea digandrungi secara global dalam dua dekade terakhir ini. Fenomena Korean Wave atau Hallyu menjalar hampir semua sendi. Kini, kuliner khas negeri gingseng ini pun menyapa Banjarmasin, tak hanya fashion, make up, korean skincare, gaya bicara, hingga bahasa.

NAMUN, kali ini, bukan soal itu. Meski pasar pakaian besar yang dikenal warga Banjarmasin dengan sebutan Pasar Tungging di Jalan Belitung Darat, telah menghilang, ternyata para pedagang busana bekas impor Korea ini masih ada.

Salah satunya adalah di kawasan Lingkar Dalam Selatan, Kelayan Selatan. Ada beberapa pedagang baju bekas impor Korea ini menjajakan di tepi jalan yang kerap disebut jalan tol itu. Surya dan temannya pun memajang etalase pakaian bekas Korea ini, cukup menarik minat pengguna jalan.

Seperti Riduan, misalkan. Warga Pemurus Luar ini mengaku sering berburu pakaian bekas Korea, karena kualitasnya yang masih bagus. Selain itu, Riduan mengaku harganya pun miring. Ia ingat betul dulu di kawasan Pasar Tungging Belitung Darat, banyak koleksi pakaian bekas dari Tiongkok, Korea dan Jepang.

“Sekarang, kebanyakan pakaian bekas yang dijual berasal dari Korea. Ini terlihat dari model dan merek yang bertulis huruf Hangul, bukan China. Sedangkan, Pasar Tungging sekarang di Belitung sudah menjadi pasar biasa, karena barang yang dijual kebanyakan produk lokal dan baru,” kata Riduan kepada jejakrekam.com, Minggu (26/9/2021).

BACA : Hari Minggu, Saatnya Berburu Pakaian Bekas Impor di Pasar Banjarmasin

Jika menemukan barang yang diincar, Riduan mengaku bisa membeli tiga stel. Apakah baju, celana kain atau jaket. Menurut Riduan, kualitas pakaian bekas Korea ini sangat bagus, bahkan bahannya pun berbeda dengan pabrikan lokal.

“Selain itu, enteng di kantong. Kalau beli pakaian baru di toko, berapa banyak duit keluar,” katanya.

Surya, penjual pakaian bekas impor Korea mengakui animo masyarakat Banjarmasin masih tinggi dengan barang-barang bermerek asal negeri gingseng. Saban hari, jika tak hujan, pakaian yang dipajang itu bisa laku 10 lembar per hari.

Untuk baju kaos dan hem, termasuk celana pendek dibanderol seharga Rp 30 ribu. Sedangkan, celana panjang kain dipatok seharga Rp 35 ribu. Tak jarang, ada beberapa pakaian bekas bermerek yang sebenarnya mahal di negeri asalnya.

BACA JUGA : Pasar Tungging Malam adalah Katup Pengaman Ekonomi Daerah

“Berbelanja pakaian bekas harus bisa memilih. Kalau ketemu ya bagus dan berkualitas, pasti awet. Bahkan, banyak pakaian yang masih bagus, walau sebenarnya bekas,” kata Surya.

Saban hari, sedikitnya ada dua hingga lima karung dibawa Surya dan temannya. Mereka pun biasa memanfaatkan pasar malam atau pasar dadakan untuk mendagangkan barang bekas asal Korea itu. Ia memberi tips, ketika membeli pakaian bekas itu, jangan dipakai langsung. “Harus dicuci bersih, karena dalam pengiriman dari Jakarta atau Surabaya ke Banjarmasin, pakaian bekas ini kebanyakan ditumpuk. Jadi, masih bau dan kotor,” ucap Surya.(jejakrekam)

Pencarian populer:pasar pakaian brkas di gonjiam
Penulis Sirajuddin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.