Jalan Berlumpur hingga Sulitnya Akses Pendidikan, Dewan Soroti Pembangunan di Kawasan Terpencil Tabalong

0

PEMBANGUNAN desa-desa terpencil di Kabupaten Tabalong dinilai berjalan lambat. Anggota DPRD Kalsel, Firman Yusie, berharap pemerintah provinsi dan pemkab bisa ambil peran dalam memaksimalkan kawasan-kawasan pinggiran.

HAL demikian disampaikan oleh Firman usai mengunjugi Desa Dambun dan Desa Hegarmanah, Kecamatan Bintang Ara, Kabupaten Tabalong, Minggu (12/9/2021). Diketahui kawasan tersebut berada di perbatasn antara Kalsel dan Kalteng.

“Kebetulan saya sedang ada komisi di Tanjung. Dan mendapat informasi bahwa ada kawan-kawan OPD bersama organisasi relawan dan pemuda ada kegiatan di dua desa itu. Jadi saya memutuskan bergabung,” ujar Firman berasal dari Dapil 5 (Tabalong, HSU, dan Balangan) ini.

BACA JUGA: Lima Desa Terpencil di Balangan Sudah Terkoneksi Internet

Dalam kunjungan tersebut, Firman menyoroti kondisi pembangunan di desa-desa tersebut. Utamanya, soal jalan utama desa yang boleh dikata memprihatinkann lantaran masih didominasi oleh material tanah merah. Jika hujan mengguyur, siap-siap becek dan berlumpur.

“Dua hari di berada di dua desa terpencil Tabalong ini saya sempat berdialog dengan tokoh adat dan warga setempat. Pada prinsipnya, warga memerlukan percepatan, khususnya pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, pelayanan kesehatan yang lebih baik dan pelayanan pendidikan,” kata politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.

“Untuk mempercepatnya saya kira jangan hanya dibebankan kepada Pemkab Tabalong, namun harus dibantu oleh Pemprov Kalsel, saya berharap pemkab dan pemprov segera berkoordinasi,” ujarnya lagi.

BACA JUGA: Tingkatkan Layanan Pendidikan, SDK Terpencil di Balangan Kembali Dibangun

Di sisi lain, Firman mengatakan bahwa warga setempat mengusulkan dibangunnya sekolah menegah kejuruan baru (SMK).

“Beberapa waktu lalu ada kelas jauh SMAN 1 Bintang Ara, namun seiring waktu, tidak lagi bisa diselenggarakan. Karenanya warga berharap ada pembangunan SMK baru dan warga telah bersedia menghibahkan lahan sesuai kebutuhan pembangunan SMK, keinginan sekolah tinggi, namun terkendala jarak dan infrastruktur,” bebernya.

Sementara itu, untuk bidang kesehatan, Firman menyatakan warga meminta ketersediaan ambulans berpenggerak 4×4 untuk menyesuaikan kondisi medan saat ini.

“Ambulans di lokasi belum ada, dalam keadaan darurat, sulit merujuk pasien. Yang diperlukan yang 4×4 agar tidak ada masalah dengan kondisi infrastruktur,” tandasnya. (jejakrekam)

Penulis Herry Yusminda
Editor Donny

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.