Mengenang Perjuangan Para Nabi dan Rasul dengan Tradisi Memasak Bubur Asyura

0

BULAN Muharam dalam penanggalan tahun Hijriyah memilki satu hari istimewa. Sejak zaman Nabi Adam AS hingga zaman para sahabat selepas wafatnya Rasullullah SAW, banayak peristiwa yang terjadi pada 10 Muharram.

Dikenal dengan hari Asyura, dari bulan yang dimuliakan Allah SWT, mengerjakan amalan kebaikan di bulan Muharram akan tercurah kebaikan pula kepadanya.

Abu Dzar ra berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, Malam apakah yang lebih baik dan bulan apakah yang lebih utama? lalu beliau menjawab: Sebaik-baiknya malam adalah pertengahannya. Bulan yang paling utama adalah bulan Allah yang kalian sebut Muharram,” hadist riwayat An-Nasa’i.

Tradisi membuat bubur Asyura di 10 Muharram terus dijaga masyarakat Banjarmasin. Selain itu juga, banyak peristiwa yang terjadi dalam perjuangan para Nabi dan Rasul dalam menyiarkan dakwah Tauhid kepada umatnya.

BACA: Warga Komplek Bunyamin Permai 1 Nikmati Bubur Asyura

Memasak bubur Asyura ini sudah ada sejak lama hidup di tengah masyakarat Banjar, khususnya ketika Kesultanan Banjar yang kuat dengan napas Islamnya ketika masih berjaya.

Di berbagai tempat, diantaranya di kawasan pemukiman penduduk jalan Teluk Tiram Gang 34 RT 29. Disekitar langgar Darul Iman, kelurahan Teluk Tiram, Banjarmasin Barat, para ibu rumah tangga bergotong royong memasak bubur Asyura.

Kepada jejakrekam.com, Saidah mengatakan memasak bubur Asyura memang menjadi kegiatan rutin setiap tahunnya. Untuk biayanya dari urunan dan bergotong royong warga setempat. “Syukur alhamdulillah dana terkumpul, dapat memasak bubur Asyura sebanyak 10 liter dengan lauk ayam, telur ayam serta telur bebek, ditambah bumbu-bumbu dan sayuran 41 macam jenisnya,” ujarnya.

Disinggung kenapa harus 41 macam bumbu dan sayuran, Saidah menjawab tidak mengatahui secara langsung apa maknanya. “Resep ini sudah sejak dulu hingga sekarang,” ujarnya.

BACA JUGA: Semarak 10 Muharram, Bubur Asyura pun Menjadi Menu Tahunan yang Dinanti

Sementara selain berpuasa, warga masyarakat juga ada yang melakukan amal ibadah lain. Dengan membahagiakan anak yatim, atau sekedar membagikan sedekah dengan memberi sejumlah uang.

Seperti yang dilakukan oleh Kai Idrus, yang mengungkapan sering menyantuni anak yatim tidak hanya di bulan Muharam saja. “Tapi pada hari Asyura ini adalah hari yang istimewa, hampir semua masyarakat warga Banjarmasin dan di beberapa daerah lainnya juga melakukan hal yang sama, yaitu menyantuni anak yatim,” katanya.

“Semoga segala amal ibadah kita di bulan Muharram ini, menjadikan kita diampuni Allah SWT dan kita semua terhindar dari bencana, terutama musibah virus corona cepat berlalu,” ujarnya.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.