Bupati Barito Utara Saksikan Pidato Kenegaraan Presiden

0

SEPERTI biasanya, sebelum Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI, Presiden akan menyampaikan Pidato Kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR RI.

PRESIDEN Joko Widodo selain akan menyampaikan pidato kenegaraan juga menyampaikan pidato mengenai kebijakan ekonomi pada tahun 2022 yang tertuang dalam RUU APBN Tahun Anggaran 2022.

Pidato Kenegaraan Presiden tersebut hanya dihadiri secara fisik sebanyak 60 orang sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19, termasuk Presiden dan Wakil Presiden.

Undangan lainnya mengikuti secara virtual, antara lain tiga mantan presiden, empat mantan wakil presiden.

Sementara dari Kabupaten Barito Utara, Bupati H Nadalsyah dan Wakil Bupati Sugianto Panala Putra menyaksikan Pidato Kenegaraan Presiden RI bersama dengan Pimpinan dan anggota DPRD, unsur FKPD dan Asisten Administrasi Umum di Ruang Rapat Paripurna DPRD dan para kepala perangkat daerah dikantornya masing-masing, Senin (16/8/2021).

BACA: Bupati Nadalsyah Ingatkan Kepala SOPD Agar Percepat Penyerapan Anggaran

Sebelum di sampaikan Pidato Kenegaraan, Ketua MPR, Bambang Soesatyo membuka Sidang Tahunan MPR RI. Ketua MPR menyampaikan beberapa hal diantaranya perkembangan dan penanganan Pandemi Covid-19 dan pentingnya vaksinasi ideologi serta rekomendasi dan hasil kajian MPR menyatakan perlunya Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN) untuk memastikan potret wajah Indonesia 50 tahun kedepan.

“PPHN akan menjadi landasan setiap rancangan strategis pemerintah,” jelas Ketua MPR.

Untuk melaksanakannya, diperlukan perubahan UUD Negara 1945. “Saat ini masih tidak memungkinkan untuk membuka kotak pandora terkait perubahan UUD tersebut,” kata Bamsoet.

Presiden Jokowi dalam pidatonya menyampaikan bahwa krisis resesi dan Pandemi seperti api. “Api bisa menyakitkan tapi bisa menguatkan,” kata Jokowi.

BACA JUGA: Lewat Televisi, Pemkab-DPRD Barut Ikuti Pidato Kenegaraan Presiden Jokowi

Pandemi memberikan beban yang penuh dengan resiko, semua pilar kehidupan diuji dan diasah. Ujian dan asahan seperti dua mata sisi yang berbeda, yang membuat bangsa bisa menjadi kuat.

Kemerdekaan bukan diperoleh dari pemberian, tetapi dari perjuangan panjang. Resesi dan krisis yang menerpa mampu dilewati, memacu kita untuk berubah pada kehidupan baru yang dulu dianggap tabu. “Karakter berani untuk berubah merupakan pondasi untuk Indonesia Maju,” kata Jokowi.

Presiden menyampaikan juga bahwa pembangunan infrastruktur terus diupayakan dan reformasi struktural tetap menjadi agenda utama. Pemerintah saat ini mengupayakan kombinasi terbaik antara kesehatan dan kepentingan kehidupan sehari-hari. “Menyelamatkan rakyat merupakan hukum tertinggi di negara kita,” jelas Jokowi.

Selanjutnya Presiden menyampaikan penanganan Pandemi Covid-19 dan kebijakan Pemerintah lainnya serta ucapan terima kasih kepada semua pihak atas dukungan yang konsisten dan produktif selama ini.(jejakrekam)

Penulis Syarbani
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.