Khutbah Idul Adha 1442 H di Sabilal Muhtadin, Khotib Uraikan Perintah Dalam Surat Al-Kautsar

0

KHUTBAH Idul Adha 1442 H tentang perintah dalam surat Al-Kautsar dan keteladanan dalam diri Rasulullah SAW, dibawakan oleh Khatib Prof Dr HA Fahmi Arif MA dalam sholat Ied di halaman Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin, Selasa (20/7/2021).

ALLAHU akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar, Allahu akbar wa lillahil hamd. Takbir menggema di halaman Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin sejak subuh hingga menjelang dilangsungkannya sholat Idul Adha 1442 H, yang juga di hadiri Pj Gubernur Kalsel, Safrizal ZA.

Bertindak sebagai imam ustadz H Rasid Ridho putra Almarhum Guru Bakri. Ratusan jamaah berbondong-bondong memadati halaman masjid terbeaar di Kalimantan Selatan ini sedangkan untuk jamaah peempuan ditempatkan di dalam masjid.

BACA: Idul Adha di Mesjid Jami Al Mukarramah, Umat Muslim Diminta Perkuat Keimanan dan Ketaqwaan

Dalam kesempatan tersebut, khatib Fahmi Arif, membawakan khutbah seputar surat Al-kautsar. Yakni betapa besarnya nikmat yang Allah berikan kepada manusia serta anjuran untuk meneladani akhlaq Rasulullah Muhammad SAW dan ketauhidan nabi Ibrahim AS.

Sejatinya, kaum beriman (mukmin) senantiasa mendapat 2 kebaikan. Pertama, senantiasa bersabar ketika mendapat musibah. Dan yang kedua, tak henti-hentinya bersyukur jika mendapatkan anugerah dari Allah SWT.

Hal itu semua merupakan pelajaran dalam rangka meneladani akhlaq Rasulullah yang pada dirinya terdapat ‘uswah hasanah’. Allah telah menyampaikan betapa telah diberikan nikmat yang banyak pada diri Rasulullah Muhammad SAW, sehingga sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslimin untuk terus mempelajari kisah nabi Muhammad SAW.

Ayat dalam surat Al-kautsar tersebut, ungkap Guru Besar UIN Antasari Banjarmasin ini, mengajarkan pada diri kita. Tatkala mendapatkan nikmat apa pun dari Allah SWT, maka pembuktian diri sebagai insan yang bertaqwa adalah dengan mendirikan sholat dan menunaikan ibadah qurban.

BACA JUGA: Masjid Raya Sabilal Muhtadin Gelar Shalat Idul Adha Dengan Prokes Ketat

Momentum hari raya Idul Adha dan ibadah kurban juga memberikan pelajaran ketauhidan dari nabi Ibrahim. Kecintaan kepada Allah mengalahkan rasa cintanya pada anak yang selama bertahun-tahun didambakannya. Kecintaan yang didasari oleh keyakinan berasal dari pembuktian diri, bukan hanya sekedar asumsi.

Tidak hanya mengorbankan anak yang dicintai, mengorbankan dirinya sekalipun nabi Ibrahim bersedia untuk tegaknya kalimat Allah. Ketika raja Namrud memerintahkan untuk membakar Ibrahim, dia tidak sedikitpun gentar ataupun berpaling. Bahkan, tawaran bantuan dari para malaikat sekalipun hanya dijawab oleh Ibrahim dengan kalimat, “hasbiyallah,” cukuplah bagiku Allah. Nabi Ibrahim tidak bersedia bergantung pada siapa pun selain Allah.

Ketauhidan nabi Ibrahim meyakini jika segala perintah Allah akan membawa kebahagiaan. Sedangkan Larangan yang Allah berikan senantiasa akan menjaga dirinya dari bencana dunia akhirat. Itulah esensi tauhid yang dicontohkan oleh nabi Ibrahim.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.