Di Luar Negeri Tak Pakai Masker, Kenapa Bisa?

0

Oleh : Ahmad Zaki

BEREDARNYA video beserta foto dua menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta salah seorang ketua umum organisasi di jagat maya tanpa masker di luar negeri, ternyata banyak menuai kontra di kalangan masyarakat umum.

TAPI, saya menilai hal itu merupakan sebuah perjalanan yang bagus, dikarenakan bahwa di luar negeri khususnya USA atau Amerika Serikat justru sudah memilih berkawan dengan Covid-19.

Ini berdasar data dari Negeri Paman Sam itu, sudah lebih 70 persen masyarakatnya telah divaksin atau mengikuti program vaksinasi massal demi menumbuhkan kekebalan tubuh bagi manusia atau dalam istilah epedimologi dengan sebutan herd imunnity (kekebalan komunal atau komunitas).

BACA JUGA : Pandemi Covid-19 : Ujian Policy Choice

Herd immunity adalah ketika sebagian besar populasi kebal terhadap penyakit menular tertentu sehingga memberikan perlindungan tidak langsung atau kekebalan kelompok bagi mereka yang tidak kebal terhadap penyakit menular tersebut.

Misalnya, jika 80 persen populasi kebal terhadap suatu virus, empat dari setiap lima orang yang bertemu seseorang dengan penyakit tersebut tidak akan sakit dan tidak akan menyebarkan virus tersebut lebih jauh. Dengan cara ini, penyebaran penyakit tersebut dapat dikendalikan. Bergantung pada seberapa menular suatu infeksi, biasanya 70 persen hingga 90 persen populasi membutuhkan kekebalan untuk mencapai kekebalan kelompok. Hal ini bisa dikutip dari berbagai sumber.

BACA JUGA : Dampak Multidimensi Rakyat Jika Wabah Covid-19 Gagal Diatasi

Dari sisi lain, tujuan dari dua orang menteri tersebut pula sangat mulia di tengah ketidak jelasan perekonomian saat ini untuk menarik investor atau pengusaha dari Amerika. Tujuannya jelas agar para pengusaha negeri adidaya itu bisa melakukan investasi dan perdagangan di Indonesia agar perekonomian Indonesia kembali stabil dan meningkat.

Yang menjadi problem adalah bukannya tidak memakai masker, tetapi mereka melakukan perjalanan di tengah berjalannya penerapan PPKM Darurat.  Itu masalah yang dicari-cari oleh masyarakat umum. Tetapi kalau tidak saat ini, kapan lagi untuk merubah penstabilan ekonomi Indonesia, apalagi postur APBN sekarang hampir separuhnya dialokasikan untuk penanganan pandemi Covid-19 ini.

Selalu bekerja, bekerja dan bekerja Pak Menteri dan Pak Ketua Umum, jangan pedulikan cibiran dan omongan dari luar sana. Selalu jaga kesehatan dan selalu semangat.(jejakrekam)

Penulis adalah Koordinator Forum Intelektual Muda (FIM)

(Isi dari artikel ini sepenuhnya tanggungjawab penulis bukan tanggung jawab media)

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.