Berkaca Kasus SMPN 33 Banjarmasin, Anggota Tim Pakar Covid-19 ULM Usul PTM Ditunda

0

ANGGOTA Tim Pakar Covid-19 dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Hidayatullah Muttaqin, menilai Pemerintah Kota Banjarmasin tidak siap melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM). Hal ini dinyatakannya seiring dengan adanya temuan seorang guru di SMPN 33 yang terjangkit virus corona.

MESKI Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin menyatakan guru tersebut tidak terpapar selama PTM, Hidayatullah mengatakan yang bersangkutan toh juga sempat berhadir ke sekolah sehari sebelum hasil tes PCR dinyatakan positif Covid-19.

Berangkat dari hal tersebut, Hidayatullah pun menilai kasus tersebut menunjukkan sekolah dan Pemerintah Kota Banjarmasin tak siap melakukan PTM.

“Padahal, seharusnya kebijakan, apalagi yang menyangkut kehidupan dan keselamatan warga harus berbasis data dan riset,” ucapnya kepada jejakrekam.com, Kamis (15/7).

BACA JUGA: Satu Guru Positif Covid, PTM Di SMPN 33 Banjarmasin Disetop

Dengan riset, kata Hidayat, beragam potensi kelemahan PTM dapat dipetakan. Kemudian kelemahan-kelemahan ini diperbaiki sampai mendekati sempurna. Hal ini dilakukan untuk menguatkan mitigasi penularan di kalangan guru, staf, murid dan keluarga.

Di samping itu, Hidayatullah berkata harusnya PTM ditunda terlebih dahulu. Pasalnya, dia merujuk pada tingginya tren penularan Covid-19 di Banjarmasin belakangan terakhir.

BACA JUGA : Ombudsman Kalsel: PTM Harus Utamakan Kesehatan Dan Keselamatan Bersama

“Tingkat positivitas tes Covid-19 di Banjarmasin mencapai 30 persen. Padahal standar WHO, pandemi terkendali jika tingkat positivitas 5 persen ke bawah dalam 2 minggu berturut-turut,” paparnya.

Sedangkan, lanjutnya, dari sisi pertumbuhan kasus di Kota Banjarmasin sangat tinggi. Benar saja, dalam sepekan terakhir temuan kasus baru di ibukota Kalsel mencapai 301 pasien.

Tanggapan Orang Tua Soal PTM di Tengah Pandemi

Beragam tanggapan orangtua murid saat Pemkot Banjarmasin resmi melaksanakan PTM di sekolah tahun ajaran 2021-2022. Rata-rata mereka menyambut baik.

Seperti yang diungkapkan Yuliana. Orangtua dari salah satu siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Mawar 2 Banjarmasin ini mengaku memang ada rasa khawatir dengan adanya resiko penularan Covid-19.

Kendati begitu, dia tetap menyambut baik adanya PTM. Pasalnya, ia menilai belajar di sekolah dapat mengurangi intensitas anaknya untuk bermain gadget.

Bahkan ia lebih takut jika anaknya hanya berada di rumah, karena tidak ada aktivitas lain selain terus bermain gadget.

“Terkadang khawatir juga, tapi daripada di rumah main gadget aja, lebih baik sekolah langsung tatap muka dan dengan prokes,”ucapnya.

BACA : Lonjakan Kasus Corona Banjarmasin: Bisa Tembus 100 Pasien Sehari, Pemkot Siapkan Ragam “Skenario”

Selain itu, dengan belajar langsung disekolah membuat anaknya merasa senang. Hal itu dikarenakan buah hatinya sudah lama tak merasakan suasana interaksi langsung di sekolah usai lulus sekolah TK. Baik bersama teman maupun guru.

Ia pun berharap, pelaksanaan PTM di kota Seribu Sungai ini bisa berjalan maksimal. Termasuk dari segi pembelajaran yang dilakukan.

Senada, Riri Firman orangtua murid di SDN Pengambangan 5 juga menyambut baik adanya pelaksanaan PTM di sekolah. Dia mengaku tak ingin anaknya tak bisa bersosialisasi lantaran terlalu belajar daring.

“PTM, tetapi di sekolah itu tetap wajib menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat,” ujarnya. (jejakrekam)

Penulis M Syaiful Riki
Editor Donny

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.