Taman Budaya Umumkan Para Juara Lomba Puisi Bahasa Banjar, Juri Beri Sejumlah Catatan

0

UNIT Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Taman Budaya Kalimantan Selatan resmi mengumumkan para pemenang ajang lomba baca puisi bahasa banjar tingkat Provinsi Kalsel secara daring, pada Rabu (30/6/2021).

KOORDINATOR lomba, Muhammad Mahfuz Sya’bani, mengatakan pihaknya telah menetapkan lima juara serta dua orang juara harapan pada kesempatan tersebut.

Pada urutan pertama, lomba baca puisi bahasa daerah ini dimenangkan oleh M.S Arif dari Kabupaten Tapin. Pada urutan kedua, ada Irma Suryani dari Kota Banjarbaru.

Sementara, untuk juara tiga, diraih Khairur Raziqin dari Kotabaru. Adapun untuk juara harapan satu diraih Ricca Al Banna dari Banjarbaru dan juara harapan dua ada Rahman Rizani dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Ketua Dewan Juri Lomba Baca Puisi Bahasa Banjar, Abdussukur, menyatakan penilaian dari dewan juri sudah melewati tahapan terukur dan dapat dipertanggungjawabkan. Ia menyampaikan tahapan kurasi dari jumlah 169 peserta menjadi 20 besar yang diseleksi oleh ketiga juri secara ketat.

“Dalam proses perdebatan, kami saring lagi menjadi 10 besar hingga akhirnya menentukan 5 besar para pemenang lomba baca puisi bahasa Banjar tersebut,” katanya.

BACA JUGA: 40 Peserta Baca Puisi Bahasa Banjar, Taman Budaya Kalsel Gelar Lomba Berhadiah Jutaan Rupiah

Abdussukur menilai bahwa kesalahan peserta banyak yang gugur karena tahapan pertama yaitu persyaratan, semisal terkait durasi yang tersedia tidak boleh lebih dari yang ditentukan.

Hal yang kedua, kata dia, terkait kemampuannya dalam bertutur bahasa Banjar, baik memperhatikan dialek bahasa hulu, kuala maupun batang banyu.

“Itu belum lagi teknik lainnya, kemampuan dasar mengolah vokal hingga dapat mempertunjukkan, serta menghayati karya puisi itu,” ucap pria kelahiran 1967 itu.

Seniman Bapandung itu menyakini bahwa lima orang yang juara telah melalui tahapan proses panjang dari panggung ke panggungnya. “Maunya langsung baik, bimsalabim juara tidak mungkin. Mereka yang menang, tidak dipungkiri pasti ada proses yang panjang,” ujarnya.

BACA : Gelar Malam Puisi Ramadhan, 10 Penyair Kalsel Tampil Live di Taman Budaya

Dalam kesempatan tersebut, Abdussukur pun mengajak para penggiat seni agar ketika mengikuti lomba jangan hanya beroerientasi semata-mata karena hadiah besar.

“Bayangkan aja jika hadiahnya cuma piala, apakah masih ada yang mau? Seniman itu perkara proses, panggung ke panggung. Seyogyanya peserta yang menang itu pernah kalah berkali-kali, lalu ia mengasah dan belajar terus.”

Dari jumlah sebanyak itu, Abdussukur melihat potensi para peserta yang baru bermunculan dari daerah asalnya. Jika diasah secara serius, menurutnya dapat bersaing dengan para penampil lainnya.

“Saya berharap, jangan cepat besar hati terutama bagi pemenang dan jangan berkecil hati, bagi yang tidak juara karena tahapan idealinya menjadi seniman yang sejati, apabila memahaminya dengan rasa,” tandasnya. (jejakrekam)

Penulis M Rahim Arza
Editor Donny

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.