Geluti Profesi Petani Semangka, Eks Aktivis Lingkungan Kembangkan Pola Pertanian Terpadu

0

TAK hanya bersuara lantang dan turun ke jalan soal lingkungan, aktivis lingkungan yang merupakan eks pentolan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Selatan, Rakhmat Mulyadi yang akrab disapa Abu memilih menjadi petani.

PENGALAMAN dalam mengadvokasi masyarakat adat, petani dan nelayan menjadikan Abu pun melirik lahan kosong miliknya di Desa Limamar, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar. Lahannya cukup luas, sekira 2 hektare. Saat ini, Abu pun mengubahnya menjadi lahan persemaian bibit semangka. Bibit semangka unggul seperti Amara F1 merek Panah Merah Seed produksi dari Pulau Jawa, dipilih untuk ditanam.

“Saat ini memang baru penyemaian. Ya, baru mula, bibit yang ditanam ini jenis semangka tanpa biji. Kebanyakan bibit semangka yang ditanam di Nagara (Kabupaten Hulu Sungai Selatan) dan Pelaihari (Kabupaten Tanah Laut), banyak menggunakan bibit dari Panah Merah, selain Pertiwi dan Bintang Asia,” ucap Abu kepada jejakrekam.com, Jumat (25/6/2021).

BACA : Usai Banjir, Pemerintah Wajib Prioritaskan Rehabilitasi Lahan Pertanian di Kalsel

Menerapkan metode pertanian semi modern, Abu mengatakan jika berhasil maka bibit-bibit semangka itu akan tumbuh subur dan menghasilkan buah dengan durasi waktu sekitar dua bulan. “Saat ini, memang masih tahap penyemaian. Insya Allah, bisa panen sekitar bulan Oktober nanti,” kata Abu.

Ia mengakui saat ini beberapa temannya sesama aktivis lingkungan dan demokrasi, tengah menggarap usaha. Dirinya memilih sektor pertanian sehingga jika berhasil bisa menjadi proyek percontohan bagi masyarakat sekitar.

“Jika perkebunan semangka ini berhasil, tentu bisa dicontoh masyarakat sekitar untuk memanfaatkan lahan yang belum tergarap. Ini mimpi kami untuk mendorong masyarakat menerapkan sistem pertanian terpadu,” papar Abu.

BACA JUGA : Optimasi Lahan Pertanian Genjot Stok Beras di Kalsel Surplus Lebih 1 Juta Ton

Menurut dia, banyak lahan di Kalimantan Selatan yang sebenarnya produktif untuk jadi areal pertanian atau perkebunan, tanpa harus mengganggu dan merusak ekosistem lingkungan.

“Nah, kami memulai dengan perkebunan semangka ini. Sebab, buah ini sangat digemari dan pangsa pasar juga jelas di Banua,” pungkasnya.(jejakrekam)

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2021/06/25/geluti-profesi-petani-semangka-eks-aktivis-lingkungan-kembangkan-pola-pertanian-terpadu/
Penulis Rahm Arza
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.