Pemilihan Rektor UIN Antasari; Saatnya Perhatikan Mahasiswa Disabilitas
AJANG pemilihan rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin tahun 2021 benar-benar jadi pusat perhatian. Usai DEMA FEBI, kini para mahasiswa penyandang disabilitas di UIN Antasari buka suara.
MAHASISWA Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Antasari Banjarmasin, Rafi’i menaruh harapan terhadap rektor terpilih nanti.
Dia ingin seorang rektor yang peka dan ramah terhadap penyandang disabilitas. Karena menurutnya, selama menempuh pendidikan di UIN Antasari, pihak kampus terlihat belum aksesibel terhadap penyandang disabilitas.
BACA: Kawal Pemilihan Rektor, Dema FEBI UIN Antasari Keluarkan Pernyataan Sikap
Mahasiswa jurusan Ekonomi Syariah ini juga berharap rektor yang terpilih nantinya punya kepribadian vis-misi yang inklusif.
“Sebagai kampus Islam, UIN Antasari harus inklusif dan akses terhadap semua bentuk keragaman mahasiswanya, salah satunya kelompok minoritas seperti kami ini,” katanya.
Selain itu, Rafi’i berharap masjid yang ada di lingkungan kampus dapat dibenahi. Agar ramah terhadap penyandang disabilitas.
“Setidaknya ada tangga landai yang tersedia bagi mahasiswa penyandang disabilitas pengguna kursi roda, ataupun masyarakat kampus dan lingkaran kampus yang sudah masuk usia lanjut,” ujar penyadang disabilitas daksa ini.
BACA JUGA: UIN Antasari Direncanakan Terima Hibah Dua Gedung Belakang
Senada, mahasiswa penyandang disabilitas daksa lain, Fahmi Azhari berharap posisi rektor dapat diisi oleh figur yang perhatian terhadap penyandang disabilitas.
Karena menurutnya banyak penyandang disabilitas yang disuruh untuk mengenyam pendidikan, tetapi setelah lulus sedikit orangtua yang mengarahkan anak mereka untuk melanjutkan kuliah karena banyak kampus yang masih tidak ramah penyandang disabilitas.
“Kami juga berharap nantinya ada Unit Layanan Disabilitas di kampus, agar kampus tidak hanya menerima mahasiswa yang penyadang disabilitas daksa saja, tetapi juga teman-teman kami yang tuli, netra, cerebral palsy dan lainnya. Seperti apa yang dilakukan oleh Pusat Layanan Difabel (PLD) di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,” harapnya.(jejakrekam)