Mengenang Maestro Seni Tradisi Balamut, Gusti Jamhar Akbar

0

Oleh : Hajriansyah

SAYA ingat mulai intens mengikuti Lamut ketika Mas Sainul Hermawan membuat FGD dan kemudian mementaskan Paman Jamhar (Gusti Jamhar Akbar) seharian penuh di Gedung Warga Sari Taman Budaya Kalimantan Selatan.

FGD atau diskusi terpumpun itu sendiri kemudian menjadi titik awal diskusi dwi-mingguan Kasisab Institute–sebelum tahun 2010 itu. Mas Sainul yang karena kepentingan disertasinya di Universitas Indonesia (UI) waktu itu lalu banyak mengiringi Paman Jamhar dalam tampilan-tampilannya, baik dalam Lamut Hajat, Tatamba, atau yang sekadar kepentingan hiburan.

Dalam rangkaian ‘penelitian’ itu, saya mengenal Paman Jamhar dan seni Balamut lebih intens dan dalam. Tentu tak seintens Kak Nurdin Yahya yang mengikuti Mas Sainul, atau sedalam pemahaman dan refleksi Mas Sainul sendiri tentang Lamut.

Saya sendiri merasa ada dua momen yang berkesan tentang Paman Jamhar. Pertama di Minggu Raya, setelah beliau membawakan Lamut dengan menukil sedikit cerita “Nur Muhammad”. Saya bertanya dan beliau membuat sebuah gerakan dengan isyarat yang aneh.

Ini untuk menunjukkan secara ‘langsung’ apa yang beliau pahami tentang nama Tuhan Yang Keseratus. Kedua ketika menemani Mas Hengky Bambang Supriyatno mendokumentasikan kesenian Lamut, bersama Wanyi Mandarung. Atas rekomendasi Mas Sainul, dengan kata kunci khusus beliau menyebutkan siapa Lamut sesungguhnya dalam kepercayaan yang bersifat sufistik.

BACA : Maestro Lamut Banua, Gusti Jamhar Akbar Tutup Usia

Visi tentang Lamut sendiri, bagi saya, adalah sebuah pandangan imajinatif yang mewakili dunia sinkretik keagamaan orang Banjar. Di dalamnya tidak hanya bicara cerita panji dengan peperangan imajinatifnya yg sangat surealistik, tapi juga soal kebijaksanaan seorang pengabdi yang mewakili kehendak langit dan kebijaksanaan dalam pandangan dunia orang Banjar.

Tak heran kemudian, almarhum Prof Djantera Kawi pernah merumuskan 12 karakter kepemimpinan orang Banjar dari pepadah pembuka balamut Paman Jamhar.

BACA JUGA : Gusti Jamhar Akbar: Lamut Ibarat Anak Tiri di Tanah Banjar

Siang tadi, kami berbincang banyak bersama pakarnya. Dari soal maestro, kaderisasi palamutan sampai resistensi dan ketegangan yang terjadi di antara Lamut, palamutan dan masyarakatnya. Ini sebuah bahan yang sangat menarik menuju acara yang dirancang Dewan Kesenian Banjarmasin dalam rangka 100 Hari Mengenang Gusti Jamhar Akbar. Nantikan rangkaian kegiatannya, yang akan dimulai sejak minggu kedua bulan ini.(jejakrekam)

Penulis adalah Ketua Dewan Kesenian Kota Banjarmasin

(Isi dari artikel ini sepenuhnya tanggungjawab penulis bukan tanggung jawab media)

Pencarian populer:Ba Lamut

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.