Denny Indrayana Bakal Menggugat Hasil PSU ke MK? Pengamat Sarankan Legowo Saja

0

LANGKAH Denny Indrayana, calon Gubernur Kalimantan Selatan nomor urut 02 untuk berencana menggugat kembali hasil pemungutan suara (PSU) Pilgub Kalsel pada Rabu, 9 Juni 2021 dinilai akan berimplikasi negatif bagi sang kandidat.

“PILIHAN untuk melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) atas hasil PSU Pilgub Kalsel memang hak kontestan, karena regulasi memberikan ruang untuk itu. PSU adalah realitas politik dari implikasi hukum,” ucap pengamat politik FISIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Dr Taufik Arbain kepada jejakrekam.com, Minggu (13/6/2021).

Hanya saja, beber Taufik, jika hal itu dilakukan secara berulang karena Denny Indrayana bersama sang wakilnya, Difriadi Darjat sebelumnya juga menggugat hasil pilkada ke MK hingga berujung PSU, justru tanpa menakar implikasi politik, memungkinkan adanya defisit citra bagi penggugat di mata publik.

“Bahkan, memicu mundurnya dukungan partai politik (parpol) pengusung, perginya penyandang dana perang dan lelahnya tim ‘perang’ hingga berkemas pada pasukan lain,” tutur doktor kebijakan publik lulusan UGM Yogyakarta ini.

BACA : Datangi OJK, Bawaslu RI dan KPK di Jakarta, Denny Laporkan Banyak Kasus di Kalsel

Taufik Arbain, Pengamat Politik FISIP ULM Banjarmasin

Menurut Taufik, fakta-fakta politik hari ini harus menjadi alat ukur komprehensif. Sebab, kontestasi bukan pada timeline (garis waktu) yang stagnan pada PSU saja, tetapi bagaimana bagi parpol dan kandidat pilkada bisa merangkak pada ‘perang besar 2024’ .

“Sedikit orang yang mau babak belur berulang-ulang pada ruang yang intinya merebut kekuasaan meski sibuk memakai selimut tebal ‘perlawanan suci’,” katanya beranalog.

Taufik mengatakan publik akan mampu menilai atas perjalanan waktu. Makanya, kata dia, gugatan kedua yang akan diambil Denny Indrayana, bukannya akan menaikkan citra, justru akan terjadi penggerusan akseptabilitas publik.

BACA JUGA : Kubu H2D Bersiap Bawa Hasil PSU Pilgub Kalsel ke MK

“Implikasi pada pada terjun bebas elektabilitas. Pola pola perang pilkada era 4.0 dengan taktik pukul serang pada titik tertentu akan menyadarkan publik jika ada massifnya perlawanan masing-masing pihak. Sesuatu yang berbeda bagi pilkada non PSU,” urainya.

Taufik pun menyarankan agar pilihan dengan legowo atas hasil kontestasi justru menaikkan citra atas usaha dan isu-isu perlawanan yang telah  dikembangkan selama perhelatan pilkada.

“Lebih jauh, kita mampu menumbuhkan kebersamaan legowo dan konsen pada hajat-hajat pembangunan,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.