Tiga Makam Bersejarah di Banjarmasin Dirancang Masuk Program Virtual Reality Tourism

0

PENERAPAN konsep virtual reality tourism mulai dilirik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin. Metode mempromosikan dan memberikan pengalaman wisata menggunakan alat virtual reality telah dikembangkan banyak negara di tengah pandemi virus Corona (Covid-19).

DENGAN peralatan dan fasilitas virtual reality dapat digunakan sebagai media promosi wisata. Jadi, agen wisata dapat memberikan ‘preview’ destinasi wisata dengan virtual reality atau bahkan augmented reality. Dengan demikian, calon wisatawan dapat memiliki referensi yang lebih meyakinkan tentang daerah yang akan ia kunjungi.

Dengan virtual reality tourism ini diharapkan makin banyak wisatawan yang bisa merasakan pengalaman unik saat melihat destinasi di Kota Banjarmasin, sehingga berminat mengunjunginya.

Jika biasanya promosi wisata dilakukan dengan bantuan foto dan video, kini destinasi Kota Banjarmasin akan dihadirkan melalui video Virtual Reality (VR) 360 derajat. Virtual reality tourism pun seolah memberikan pengalaman baru bagi para wisatawan. Berbeda dengan produk lainnya yang dapat ditampilkan dan dicoba sebelum dibeli, produk pariwisata hanya bisa ditawarkan melalui gambaran indera.

Jadi, video selalu memainkan peran penting dalam promosi pariwisata dan perjalanan, sedangkan virtual reality tourism bisa membawa video promosi ke tingkatan yang lebih tinggi.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin, Ihsan Alhak menjelaskan melalui virtual reality tourism mengajak para wisatawan ke Kota Banjarmasin untuk masuk ke dalam video perjalanan yang dipertontonkan.

“Mereka dibuat seolah berada dalam dimensi yang sama dengan video perjalanan tersebut. Ditambah dengan lingkungan virtual yang mendukung, mulai dari simulasi sensorik seperti penglihatan, suara, dan bahkan sentuhan tentu akan membuat wisatawan merasakan pengalaman yang berbeda,” ucap Ihsan Alhak kepada jejakrekam.com, Kamis (10/6/2021).

Antusiasme para traveler dunia saat menyelami experience yang dihadirkan saat mencoba virtual reality tourism experience ini cukup tinggi. Pada dasarnya, virtual reality tourism experience ini sangat membantu bagi pelaku wisata.

Sebab yang dihadirkan adalah intangible product, sehingga dengan teknologi VR ini consumer ataupun traveler dihadirkan pengalaman layaknya mengunjungi sebuah destinasi. Teknologi VR dan AR ini memberikan kesempatan bagi traveler merasakan lebih ‘real’ ke tempat-tempat atau destinasi yang mungkin sulit dijangkau, seakan-akan bisa berinteraksi.

Secara umum, virtual tour adalah gabungan dari beberapa gambar panorama yang saling berhubungan dan ditampilkan dengan sudut pandang 360° x 180°. Virtual tour ini membuatpengguna seakan-akan berada langsung dalam lingkungantersebut.

Selain virtual tour, aplikasi ini juga menampilkan deskripsi dan letak geologis dari tempat rekreasi sertapengunjung website dapat menambahkan tanggapan sebagai nilai tambah untuk tempat rekreasi tersebut. Melalui aplikasi ini, diharapkan pengguna mendapatkan informasi secara visual mengenai tempat wisata khususnya wisata religi yang ada di Kota Banjarmasin.

Hal senada juga dilontarkan Tim Ahli Sejarah dan Budaya, Mansyur. Menurut dia, dalam upaya untuk mengaplikasikan virtual reality tourism, terdapat enam tahapan yang meliputi concept, design, material collecting, assembly, testing, dan distribution.

“Dalam realisasinya tidak harus berurutan dalam praktiknya, artinya dapat saling bertukar posisi, namun tahapan konsep haruslah menjadi tahap yang pertama kali dikerjakan,” ucap dosen muda Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin ini.

Menurut dia, khusus material collecting, terdapat kajian Kepustakaan. Sebelum pembuatan virtual reality tourism dilakukan pengumpulan data lokasi serta informasi dari lokasi yang akan dibuat menjadi virtual tour.

“Kemudian mengumpulkan data dari buku referensi yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas, baik dari media cetak maupun media lain yang berhubungan virtual tour serta destinasi bersangkutan,” ucapnya.

Kemudian langkah observasi. Dengan teknik ini dilakukan pengamatan langsung terhadap lokasi/ destinasi wisata di Kota Banjarmasin yang menjadi objek dalam pembuatan aplikasi virtual tour.

“Selanjutnya terdapat tahap assembly. Pada tampilan virtual reality tourism akan berisi halaman informasi dari setiap lokasi, user dapat meletakkan kursor pada logo informasi (i) maka secara otomatis informasi dari lokasi tersebut akan ditampilkan, hal ini untuk mempermudah user dalam memperoleh informasi mengenai lokasi tersebut,” paparnya.

Menurut Mansyur, dalam tahap awal pembuatan virtual reality tourism di Kota Banjarmasin. Direncanakan diaplikasikan dalam tiga destinasi wisata religi yakni Makam/Kubah Habib Hamid bin Abbas Bahasyim atau Habib Basirih, Makam/Kubah Syekh Jamaluddin/Surgi Mufti serta Makam Sultan Suriansyah, Sultan Banjar pertama.

“Secara garis besar untuk mendukung material collecting maupun assembly pada ketiga destinasi ini, maka akan dideskripsikan secara singkat, materi dan informasi khususnya yang berhubungan dengan sejarah dan budaya pada tiga lokasi destinasi yang akan diprogram untuk virtual reality tourism,” beber Mansyur.(jejakrekam)

Penulis Rahm Arza
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.