Tukang Ojek Kunjungi KS2, Budiarto: Kami Gak Boleh Sakit

0

PARA tukang ojek konvensional yang sehari-hari mangkal di Bundaran Mabuun, ramai-ramai mendatangi Sekretariat Komunitas Sayangi Sesama (KS2) Tabalong di Maburai. Mereka yang berjumlah delapan orang tersebut, mendiskusikan keadaan nasib mereka ke depan yang terusik oleh ojek online.

BUDIARTO warga Mabuun, yang dituakan di perkumpulan ojek Obor Mabuun ini, menyampaikan keadaannya dan kawan-kawan di Sekretariat KS2. “Tarikan sepi, kadang baru dapat dua hari sekali,” ujarnya.

“Ojek kita masih konvensional, bukan online, soalnya gak ada handphone dan tidak mengerti menggunakannya. Itu sebabnya juga kami gak boleh sakit walau seharian tak dapat tarikan,” tambahnya.

Menurut Budiarto, pekerjaan ojek konvensional kalah bersaing sama ojek online. Jika objek online bisa banjir orderan, maka mereka sebaliknya, sepi pemesan.

BACA: Jompo Sebatang Kara, Harus Merangkak Ke Sungai Bila Ingin Buang Air

Dalam satu hari ungkap Budiarto, tukang ojek konvensional hanya bisa membawa pulang duit 20 ribu Rupiah. Bahkan juga baru dapat dalam dua hari.

Sebagai masyarakat kurang mampu mereka juga tidak memilki jaminan kesehatan BPJS. Ketidakmampuan membayar jaminan kesehatan tersebut membuat mereka bertekad tidak boleh sakit.

Kedatangan tukang ojek tersebut diterima oleh Ketua KS2 Tabalong, Erlina Effendi Ilas. Dikatakannya, bahwa jaman sekarang mengalami perubahan yang sangat cepat. Revolusi industri bergulir dan terus menggelinding hingga juga merubah budaya baru dalam berbagai aspek kehidupan.

“Dunia memang berubah bapak-bapak. Kita tak kuasa menolak perubahan itu. Pilihannya kita ikut atau tertinggal. Hanya memang persoalannya tidak sederhana. Kita cari ikhtiar lain, sambil kita diskusi-diskusi,” ujar Erlina Effendi Ilas ditemani anggota KS2, Mariam.

Menurut Erlina, dirinya akan coba menghubungkan para tukang ojek ini kepada lembaga-lembaga usaha atau pihak yang membutuhkan jasa pengantaran atau jasa lainnya.

BACA JUGA: Ajang Gebyar 10 Muharram KS2, Momen Memupuk Kepedulian kepada Anak Yatim

Terkait jaminan mengakses kesehatan bagi warga tidak mampu, menurut Erlina, merupakan domain pemerintah. Namun menurutnya pemerintah selama ini selalu memberikan akses pelayanan kesehatan bagi warga yang memang betul-betul layak buat masuk dalam program Penerima Bantuan Iuran (BPI).

“Terus terang kami sering memfasilitasi warga tidak mampu untuk menggunakan hak-haknya dalam menerima pelayanan kesehatan dari pemerintah. Asalkan mereka memang tidak mampu, melalui dinas terkait selama ini selalu dibantu,” ujar Erlina.

Bahkan menurut Erlina Effendi, sering petugas Dukcapil langsung turun ke lapangan untuk membantu warga negara yang belum memiliki KTP untuk keperluannya mengakses pelayanan medis.

Sebelum tukang ojek pulang, KS2 memberikan bingkisan berisi kebutuhan dapur dan makan siang bareng.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.