Hanya Permainan Segelintir Elite, Tokoh NU Kalsel Sesalkan Organisasi Dibawa ke Pusaran Panas PSU

0

ORMAS Islam terbesar di Kalimantan Selatan, Nahdlatul Ulama (NU) kini turut terseret dari pusaran panas politik jelang pemungutan suara ulang (PSU) pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Kalimantan Selatan pada Rabu, 9 Juni 2021 nanti.

APALAGI saat ini baik di Martapura dan sebagian Kabupaten Banjar yang menggelar PSU, termasuk di Banjarmasin khususnya di wilayah Banjarmasin Selatan, telah dibentuk Satuan Tugas (Satgas) Anti Politik Uang. Termasuk, beredarnya spanduk maupun stiker, serta adanya mobil patroli soal penolakan politik uang jelang PSU.

Jadilah,, NU makin terseret ketika adanya dugaan pengancaman dengan senjata tajam yang dialami Satgas NU di Kelurahan Pekauman RT 02, Banjarmasin Selatan, beberapa waktu lalu. Hingga, bak film laga, aksi kejar-kejaran dengan oknum yang diduga bakal membagi serangan fajar berupa uang berhadapan dengan anggota Satgas NU di sejumlah ruas jalan di Banjarmasin.

Apakah NU yang dikenal teguh memegang prinsip kembali ke Khittah 1926 yang tidak lagi terjun ke politik praktis, mulai memudar? Mantan Ketua PWNU Kalsel, HM Syarbani Haira pun menilai apa yang terjadi jelang PSU Pilgub Kalsel, hanya ‘permainan’ segelintir elite ormas Islam, bukan mengakar atau menguat di akar rumput warga Nahdliyin di Banua.

“Ya, saya tak bisa bantah, jika ada segelintir elite NU di Banjarmasin dan Kabupaten Banjar yang memihak kedua paslon Gubernur-Wakil Gubernur Kalsel. Apakah itu pro ke pasangan calon (paslon) nomor O1 Sahbirin Noor-Muhidin (BirinMu) atau ke paslon nomor 02, Denny Indrayana-Difriadi Darjat (H2D) yang bertarung lagi di PSU kali ini,” ucap Syarbani Haira kepada jejakrekam.com, Senin(7/6/2021) malam.

BACA : Polarisasi Warga Kalsel Kian Runcing, Tokoh NU Serukan Ulama NU Kembali Ke Khittah

Ia menegaskan keputusan Muktamar NU ke-27 di Situbondo, Jawa Timur, pada 1984 silam itu sudah menyatakan sikap politik warga NU yang tidak lagi berpolitik praktis. Bahkan, dosen Universitas NU Kalsel ini mengatakan dari beberapa ulama panutan serta elemen elite ormas Islam ini juga tidak mengambil sikap apakah pro atau kontra dengan kontestan Pilgub Kalsel. Apalagi, telah memicu polarisasi atau membelah antara kedua kubu yang kian panas jelang PSU.

“Ada prinsip yang seharusnya dipegang teguh warga NU, yakni menghindari kemudharatan itu lebih baik dibandingkan mengejar keuntungan. Gara-gara segelintir elite NU yang bermain politik praktis, justru organisasi yang akan dirugikan. Hal ini juga akan mengakibatkan kebingungan di akar rumput NU sendiri dalam memilih calon pemimpinnya,” tegas Syarbani.

Mantan Ketua PWNU Kalsel HM Syarbani Haira

Ia mengingatkan agar sikap politik dan bermasyarakat warga NU sesuai qaidah ulama ahlussunnah waljamaah adalah tawasuth, tasamuh dan tawazun.

Menurut Syarbani, tawasuth adalah sebuah sikap yang selalu moderat berada di tengah-tengah, artinya tidak ke kiri dan ke kanan. “Sangat tegas dan jelas, warga NU itu selalu di jalan tengah,” cetus mantan dosen IAIN Antasari Banjarmasin ini.

BACA JUGA: Polarisasi Tak Terhindarkan, Akademisi ULM Serukan Denny-Birin Redam Ketegangan

Kemudian, beber Syarbani, tasamuh merupakan sikap politik atau kemasyarakatan toleran, khususnya jika ada perbedaan di masyarakat. Misalkan, dalam masalah agama, budaya, adat istiadat dan yang lainnya, termasuk pula soal politik atau pilihan.

“Kemudian, warga NU itu dikenal menerapkan sikap tawazun. Yakni, sikap politik atau kemasyarakatan yang seimbang, artinya tidak berat sebelah. Ini demi terciptanya keserasian hubungan antara umat manusia … dan Allah SWT,” imbuh Syarbani.

Untuk itu, tokoh NU Kalsel ini mengingatkan agar seluruh elemen NU, termasuk organisasi di bawahnya lebih menghindari kemudharatan yang nyata, daripada mengejar keuntungan sesaat atau demi kepentingan kelompok.

“Seharusnya, warga NU bisa menjadi mercusuar dan memberi keteladanan bagi umat. Ini menegaskan kembali, bahwa  NU menjadi sangat manfaat bagi bangsa dan negara,” tandas Syarbani.(jejakrekam)

Pencarian populer:tokoh n u martapura
Penulis Asyikin/Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.