CALON Gubernur Kalimantan Selatan, Denny Indrayana, buka suara soal beragam unggahan di medsos yang memosisikan dirinya seakan melakukan pendiskreditan ulama dan masyarakat Kalimantan Selatan ketika memberi paparan tentang fenomena politik uang.
DALAM keterangan terbaru yang diterima jejakrekam.com, pada Minggu (30/5/2021), Denny menyatakan bahwa ia menyayangkan isu-isu tersebut. Ia bilang, unggahan yang beredar merupakan pelintiran dari pernyataan dirinya.
“H2D menyayangkan dengan telah beredarnya berbagai pelintiran pernyataan-pernyataan Haji Denny anti politik uang yang dibuat seakan-seakan mendiskreditkan ulama dan masyarakat Kalsel,” kata dia.
BACA JUGA: Jelang PSU, Kubu H2D Optimalkan Peran Satgas Pemberantasan Politik Uang
Denny bilang, H2D konsisten sejak awal melakukan langkah-langkah strategis untuk mengurangi praktik politik “betetapalan” atau politik “besesogokan” dalam Pemilihan Gubernur Kalimantan Selatan.
Pengutipan hasil survey dan sejenisnya itu, kata Denny, hanya untuk menunjukan bahwa ada praktik politik uang yang masih terjadi dan sebagai umat beragama kita harus konsisten untuk melawannya.
BACA JUGA: Pakar Hukum ULM Sebut Politik Uang Bisa Dipakai Bayar Pemilih Agar Tak Mencoblos Ke TPS
“H2D juga tentu memberikan apresiasi kepada masyarakat Kalimantan Selatan yang pada tanggal 9 Desember telah memberikan suara yang signifikan kepada kami sehingga kemudian memiliki peluang untuk memenangkan Pilgub Kalsel,” ujarnya.
Di satu sisi, Denny menegaskan sosialisasi prinsip anti politik justru adalah ikhtiar untuk melaksanakan ajaran-ajaran yang telah digariskan oleh para guru dan habaib yang dengan tegas sering memberikan pesan untuk tidak melakukan politik “betetapalan” atau politik “besesogokan” dalam memilih kepala daerah. (jejakrekam)