Pasang Spanduk Anti Politik Uang, Relawan H2D Mengaku Dipersekusi Gerombolan Misterius

0

AKSI pemasangan spanduk dan stiker anti politik uang oleh relawan Haji Denny-Difri (H2D) di Kota Banjarmasin dilaporkan mendapat gangguan berupa persekusi dari kelompok misterius.

EMPAT simpatisan H2D berinisial A,R,K, dan D mengaku mengalami hal itu, pada Minggu (23/5/2021). Sebagian relawan bahkan bercerita sempat diculik, dipukuli, hingga dapat ancaman pembunuhan.

Dari kronologis tim H2D yang diterima jejakrekam.com, kejadian ini bermula ketika empat simpatisan tersebut memasang spanduk dan stiker di wilayah Kelayan Timur, Kecamatan Banjarmasin Selatan.

Menurut keterangan para relawan, mereka berempat dihampiri oleh lima orang tidak dikenal yang datang menggunakan sepeda motor. Lima orang tersebut mengaku sebagai anggota pengawas Pilgub Kalsel dan mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan rapat serta mengkaji spanduk dan stiker anti politik uang tersebut yang dituduh telah menyalahi aturan.

“Kami kaget ketika dihampiri mereka. Salah satunya menghubungi teman-temannya dan mengajak untuk datang. Tidak lama kemudian, mereka datang lebih banyak sekitar 15-an lalu memojokkan kami,” cerita salah satu korban yang selamat berinisial K saat didampingi oleh tim hukum H2D, Muhammad Isrof Parhani.

BACA JUGA: Ikrar Bersama Jelang PSU Pilgub Kalsel, Sahbirin dan Denny Indrayana Absen

Setelah merasa sangat terpojok dan terintimidasi, mereka berempat memutuskan untuk pergi. Namun, A dan R yang berboncengan motor tertinggal di tempat sehingga ditarik oleh orang tidak dikenal tersebut dan dibawa pergi.

Masing-masing dari mereka berdua dibawa secara terpisah menggunakan sepeda motor berboncengan tiga orang dalam posisi diapit di tengah-tengah. Tak luput handphone mereka berdua disita dan diakses tanpa izin oleh orang-orang tersebut.

“Saya dipaksa menyerahkan handphone dan membuka kunci nya. Mereka cek WhatsApp dan saya lihat mereka sempat screenshot dan kirim foto-foto ke handphone milik mereka,” ungkap A kepada tim hukum H2D.

BACA JUGA: Saling ‘Sindir’ antara Denny Indrayana dan Paman Birin di ‘Perang’ Baliho Ucapan Idul…

A mengaku dibawa ke sebuah jalan sepi di sekitar Banjar Indah, Kecamatan Banjarmasin Selatan, dan menerima ancaman dengan senjata tajam berupa celurit kecil yang dikeluarkan oleh seseorang dari tas selempang. Ia juga mengaku dipukul oleh sekitar 15 orang, meninggalkan luka-luka benjolan pada bagian belakang telinga kanan, sobek pada bagian bibir atas, dan luka-luka lainnya.

Sedangkan R sempat dibawa ke sebuah rumah dan bertemu dengan seseorang yang diketahui merupakan anggota dewan di Kota Banjarmasin. R kemudian dibawa ke suatu jalan sepi di sekitar Teluk Kubur lalu diancam dan dipukuli oleh sekitar 4 orang.

Sekitar jam 5 sore, rekannya K dan D mengatakan upayanya untuk menghubungi A dan R sempat berhasil dengan tersambungnya saluran telpon. D kemudian meminta untuk video call dimana permintaan tersebut sepertinya tidak sengaja diterima oleh seseorang dan terlihatlah wajah orang anggota dewan. Untungnya, D sempat screenshot kejadian tersebut sebelum yang bersangkutan memalingkan wajahnya dan berusaha menghindar.

BACA JUGA: Polarisasi Tak Terhindarkan, Akademisi ULM Serukan Denny-Birin Redam Ketegangan

Setelah sempat terpisah, A dan R masing-masing dibawa ke sebuah rumah sebelumnya dan bertemu anggota dewan. Keduanya lalu mengaku diancam untuk membuat pernyataan dalam sebuah video yang pada intinya menyatakan bahwa pemasangan spanduk dan penempelkan stiker tersebut dilakukan tanpa izin (meskipun sebenarnya mereka sudah mendapatkan izin dari pemilik tempat atau rumah).

Tim hukum H2D, Muhammad Isrof Parhani, mengatakan bahwa tindakan premanisme dalam Pilgub Kalsel ini telah mencederai demokrasi di Bumi Lambung Mangkurat. Ia menghimbau kepada seluruh masyarakat agar terus menolak praktik politik uang dan tidak perlu takut dalam melawan premanisme.

“Tindakan seperti preman tersebut tidak akan pernah bisa membuat kami berhenti melawan politik uang, kami bertumbuh dan akan terus bertumbuh,” ucap Isrof.

Isrof menambahkan, laporan tim H2D sudah masuk ke kepolisian melalui Polresta Banjarmasin, pada Minggu (23/5/2021) atau hari yang sama dengan kejadian. (jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Donny

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.