Usai Enam Hari Ditutup, Aktivitas Penyeberangan Tamban-Banjarmasin Kembali Normal

0

AKTIVITAS penyeberangan pasca penutupan selama enam hari di Dermaga Penyeberangan Alalak, kembali normal. Sebelumnya, Pemkot Banjarmasin dan Pemkab Barito Kuala (Batola) sepakat menutup akses kapal feri.

DERMAGA Banjar Raya selama ini melayani penyeberangan ke Saka Kajang, Desa Tamban Kecil dan Sungai Lauk. Sedangkan, Dermaga Alalak melayani rute penyeberangan ke Dermaga Jelapat 1, Kecamatan Tamban, Barito Kuala (Batola).

Tiga dermaga ini sempat ditutup sejak 11-16 Mei 2021, ketika mudik lebaran Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriyah dilarang pemerintah pusat, hingga ditindaklanjuti pemerintah daerah. Begitu dibuka sejak Senin (17/5/2021), aktivitas penyeberangan dari beberapa desa di Tamban menuju Banjarmasin atau sebaliknya, kembali berdenyut.

“Ya, saat dermaga penyeberangan ditutup, banyak penumpang yang marah-marah. Tapi apa daya, kami hanya menjalani kebijakan pemerintah. Dalam hal ini, Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin karena ada instruksi dari Penjabat Gubernur Kalsel,” ucap Rahman, petugas Dishub Banjarmasin yang bertugas di Dermaga Penyeberangan Alalak, Jalan Alalak Selatan RT 1, Banjarmasin Utara kepada jejakrekam.com, Jumat (21/5/2021).

BACA : Libur Lebaran, 3 Dermaga Penyeberangan Tamban-Banjarmasin Ditutup 6 Hari

Menurut Rahman, usai ditutup selama enam hari dan dibuka, aktivitas penyeberangan terutama pengendara motor membludak. Bahkan, tiap hari, rata-rata karcis retribusi feri penyeberangan seharga Rp 1 ribu, habis lima bundel. Sedangkan, biaya naik feri penyeberangan dipatok Rp 7.000 per unit sepeda motor.

“Kalau lima bundel atau pak, berarti ada 500 sepeda motor yang baik ke tiga armada penyeberangan. Karena, tiap hari ada tiga armada dioperasionalkan. Tiga armada milik warga Banjarmasin, dan tiga feri penyeberangan milik warga Jelapat yang menggunakan jasa  di Dermaga Alalak,” tutur Rahman.

Ia mengakui aktivitas penyeberangan yang dimulai pagi hingga malam hari, biasanya ratusan motor yang memanfaatkan jasa feri. Rahman mengatakan di akhir pekan, khususnya pada hari Minggu, bisa lebih padat terlebih lagi jika ada acara hajatan seperti perkawinan.

“Jumlah sepeda motor yang naik untuk diseberangkan dari Alalak ke Jelapat, bisa ribuan buah. Ya, ada sekitar 1.000 hingga 1.500 unit,” kata Rahman.

BACA JUGA : Dermaga Banjar Raya-Saka Kajang Kini Lebih Nyaman, Warga Tamban Minta Jalan Dilebarkan

Menurut dia, selama ini, posisi dermaga penyeberangan baik yang di wilayah Banjarmasin dan Batola sangat vital, karena turut menjadi penggerak roda perekonomian warga yang dibatasi Sungai Barito itu.

“Kebanyakan warga Jelapat dan Tamban menyeberang ke Banjarmasin untuk membeli barang dijual kembali ke kawasan mereka. Begitu ditutup, mereka ada yang nekat memutar lebih jauh melewati ruas Jalan Trans Kalimantan, Anjir dan menuju Handil Bakti. Memang, sangat jauh jaraknya dibanding naik kapal penyeberangan ke Banjarmasin,” cerita Rahman.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.