Foto : Istimewa
JUMLAH tenaga fungsional dokter berpendidikan utama di lingkungan Pemprov Kalsel, Senin (10/5/2021) resmi bertambah. Ini setelah Sekda Kalsel, Roy Rizali Anwar secara resmi melantik dua Dokter Pendidik Klinis Ahli Utama.
MEWAKILI Penjabat Gubernur Kalsel Safrizal ZA, Sekretaris Daerah Kalsel Roy Rizali Anwar melantik dr Among Wibowo spesialis syaraf serta Dr dr Dwi Laksono Adi Putro spesialis jantung dan pembuluh darah, sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia.
Pelantikan berlangsung dengan khidmat di Ruang H Maksid Setdaprov Kalsel, disaksikan Direktur Utama RSUD Ulin Banjarmasin dr Hj Suciati, Asisten Administrasi Umum, serta Asisten Perekonomian dan Pembangunan. “Saudara-saudara yang hari ini dilantik, diharapkan dapat memberi kontribusi positif dalam mentransfer ilmu dan mempersiapkan calon-calon dokter,” ucap Roy Rizali dalam sambutannya.
Berdasarkan PERMENPAN-RB Nomor PER/17/M.PAN/9/2008, jabatan fungsional Dokter Pendidik Klinis memiliki ruang lingkup dan tanggung jawab tugas.
BACA: Dilantik Safrizal, Roy Rizali Anwar Resmi Jabat Sekdaprov Kalsel
Tugas lain pelayanan spesialistik, pengabdian masyarakat, pelayanan pendidikan dokter dan dokter spesialis, serta penelitian guna pengembangan ilmu kedokteran di Rumah Sakit Pendidikan.
Roy Rizali berpesan agar kedua dokter senantiasa bekerja secara profesional dan melakukan pelayanan sesuai standar pelayanan medik, untuk mendukung percepatan pembangunan kesehatan di Kalsel. “Pembangunan kualitas SDM sektor kesehatan yang digambarkan oleh indikator harapan hidup kita masih rendah dibanding angka nasional. Maka percepatan pembangunan kesehatan membutuhkan SDM-SDM yang handal,” jelasnya.
Direktur Utama RSUD Ulin Banjarmasin dr Hj Suciati menyampaikan kebutuhan jumlah dokter pendidik klinis menyesuaikan dengan pengembangan bagian di masing-masing rumah sakit. “Misalnya di RSUD Ulin Banjarmasin, ada enam bagian yang melakukan pendidikan dokter spesialis, ada beberapa yang kurang dan masih cukup. Bidang yang kekurangan dokter pendidik klinis adalah Penyakit Dalam. Beberapa dokter terkait masih mengikuti pendidikan konsultan,” imbuhnya. (jejakrekam)