Didirikan Datu Balimau, Usia Masjid Darussa’adah Diklaim Lebih Tua Dibanding Masjid Al Karomah

0

MASJID Darussa’adah, terletak di Desa Balimau, Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) menjadi salah satu bukti perjuangan ulama besar buyut dari Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary (Datu Kelampayan).

ULAMA besar itu adalah Syekh Ahmad yang dikenal dengan sebutan Datu Balimau. Dia turut menyebarkan dakwah Islam pada zamannya di kawasan desa tepian sungai itu hingga meluas di beberapa wilayah yang ada di Kabupaten HSS.

Bukti itu berupa bangunan masjid. Tempat ibadah ini berdiri di atas lahan seluas 606 meter persegi. Meskipun, sudah beberapa kali dilakukan renovasi, namun dari pihak pengelola tetap mempertahankan bentuk asli dan nilai-nilai sejarah bangunan awalnya.

Kepala Desa Balimau, Alamsyah mengungkapkan Masjid Darussa’adah merupakan salah satu masjid tertua di Kabupaten HSS.

“Bisa dibilang 20 tahun lebih tua dari Masjid Al Karomah yang ada di Martapura Kabupaten Banjar, serta tujuh tahun lebih tua dari masjid yang saat ini sudah menjadi cagar budaya, yaitu masjid Su’ada atau Masjid Baangkat di Desa Wasah, Kecamatan Simpur,” ucap Alamsyah kepada awak media, Minggu (9/5/2021).

BACA : Gelar Al Banjary dan Budaya Lokal dalam Ijtihad Syekh Muhammad Arsyad

Klaim ini ditegaskan Alamsyah bukan tanpa dasar. Ini mengacu pada bukti serta data yang bisa dipertanggungjawabkan.

“Meskipun sudah beberapa kali dilakukan renovasi,  tetapi di bagian dalam masjid masih ada dan terus digunakan hingga kini. Berupa peninggalan awal sejak pertama masjid didirikan, seperti beberapa tiang kayu ulin serta sebuah mimbar tanpa menggunakan paku,” papar Alamsyah.

Masih menurut dia, untuk bagian lantai meski telah turut direnovasi, tetapi di bagian tengah ruangan masjid ada salah satu bagian yang tidak ikut dipermak.

“Ini kami lakukan demi mengenang lantai yang zaman dulu. Sebab, dulunya di bagian yang  tidak ikut direnovasi itu merupakan tempat duduk Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Guru Sekumpul). Beliau sering datang ke masjid ini semasa hidupnya,” ungkapnya.

BACA JUGA : Jejak Syekh Muhammad Arsyad di Tanah Betawi

Dikutip dari tulisan Akhmad Husaini di kompasiana.com, tanggal 18 Maret 2013, silsilah Syekh Ahmad merupakan putra Mufti H Muhammad As’ad bin Syarifah binti Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjary.

Ahmad kecil merupakan anak ketiga dari  dua belas orang bersaudara dari seorang ibu yang bernama Hamidah yang berasal dari Desa Balimau, Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Di antara saudara dan saudarinya adalah H Abu Thalhah, seorang yang berilmu luas yang wafat dan dimakamkan di Timbau, Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Kemudian, H Abu Hamid, seorang yang sangat berilmu yang wafat dan dimakamkan di Ujung Pandaran, Sampit, Kalimantan Tengah. Sedangkan, H Ahmad, seorang yang berilmu mumpuni yang wafat dan dimakamkan di Balimau, Kabupaten HSS.

Sementara, ayahnya, H Muhammad Arsyad, seorang berilmu dan menjadi mufti yang wafat dan dimakamkan di Pagatan, Tanah Bumbu. Haji Ahmad sendiri mendapat pendidikan agama secara mendalam dari ayahnya, dan iapun sempat mendapat didikan langsung dari sang datuk yakni Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjary.

BACA JUGA : Berbekal Ranjang dan Cermin, Syekh Muhammad Arsyad Pinang Ratu Aminah

Ayahnya adalah seorang mufti di Kerajaan Banjar, seorang ulama kharismatik yang mengamalkan ilmunya, rendah hati, pemurah, penyabar, disegani, berpantang (wara’) juga berani menegakkan kebenaran dan membasmi kebathilan.

Tak heran bila akhlak yang mulia itu terwariskan pada sang putra yang alim. Haji Ahmad juga dikenal sebagai seorang ulama yang berani, sehingga ia disegani oleh kawan maupun lawan, disayang dan dihormati oleh semua orang.

Setelah dianggap oleh ayahnya, dirinya sudah sanggup untuk mengemban amanah Allah untuk melanjutkan misi Rasululullah SAW, iapun dikawinkan terlebih dahulu di Martapura kepada seorang perempuan yang salehah puteri dari seorang alim, yaitu puteri Qadhi H Mahmud bin Asiah binti Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjary.

Setelah kawin di Martapura ia mendapatkan tugas dari ayahnya untuk menyebarkan ajaran agama Islam di daerah Balimau. Dengan ilmu yang ia miliki dari hasil belajar dengan datu dan ayahnya yang berpengetahuan luas, dapatlah ia melakukan misinya sehari-hari, dengan meyakinkan masyarakat untuk hidup beragama dan mengamalkannya. Ia selalu disambut dengan sambutan positif dan selalu diikuti oleh para muridnya, khususnya masyarakat daerah Balimau.

Dari hasil perkawinannya dengan seorang perempuan salehah putri seorang qadhi dari Martapura, ia dianugerahi oleh Allah enam orang anak, empat orang putera dan dua orang putri. Di antaranya, H Muhammad, Balimau, seorang alim yang menjadi qadhi. Kemudian, Khadijah (bergelar dengan Dayang Rambai), dan H Khalil, Ruqaiyah, Abu Bakar dan Nur’ain

BACA JUGA : Sungai Tuan, Karya Besar Tuan Syekh Muhammad Arsyad

Kemudian ia kawin lagi dengan seorang perempuan salehah yang bernama Hamidah yang berasal dari Amuntai dan ia dianugerahi oleh Allah SWT tiga orang anak, dua orang putri dan seorang putra, di antaranya : Khadijah, Muhammad Ali dan Nurjanah.

Istrinya yang ketiga adalah seorang perempuan salehah yang berasal dari Desa Balimau, Kandangan dan darinya dianugerahi oleh Allah SWT lima orang anak, dua orang puteri dan tiga orang putera, diantaranya : Sa’diyyah, Husein, Hasan, Abdullah Faqih dan Mahabbah.

Ahmad bin Mufti Haji Muhammad As’ad berkiprah sebagai penerus ayah dan datunya. Dengan penuh semangat dalam membangun masyrakat untuk meningkatkan keyakinan beragama dan memantapkan pelaksanaan ajaran aganma Islam, dengan tidak mengenal lelah dan tanpa pamrih hingga akhir hayatnya.

Haji Ahmad wafat dan dimakamkan di Desa Balimau, Kecamatan Kalumpang. Makamnya terkenal dengan nama Kubah Balimau. Sering dikunjungi para penziarah yang datang dari berbagai daerah. Makam ini termasuk dalam daftar objek wisata religius di Kabupaten Hulu Sungai Selatan.(jejakrekam)

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2021/05/10/didirikan-datu-balimau-usia-masjid-darussaadah-diklaim-lebih-tua-dibanding-masjid-al-karomah/,silsilah datu ahmad balimau,guru ahmad balimau,makam syekh ahmad balimau,guru balimau,Datu Balimau,sejarah datu balimau,mesjid darusaadah balimau tertua,mesjid darussadah balimah,maQib datu balimau,Zuriat datu Balimau,keturunan datu ahmad balimau,Keturunan datu ah,Datu ahmad balimau,biograpi dt labah,Anak turunan datu ahmad balimau,Anak syekh ahmad balimau
Penulis Iwan Sanusi
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.