Ada Nama Kecamatan Barito Kuala yang Masuk Wilayah Banjarmasin, Seriuskah?

0

NAMA Kecamatan Barito Kuala (Batola) yang ditulis masuk wilayah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan memicu kontroversi. Ini setelah, diduga ada kesalahan tulis soal nama kecamatan yang sebenarnya tidak ada, baik secara administrasi kewilayahan maupun penyebutannya.

NASRULLAH, akademisi FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin menegaskan sepanjang pengetahuan dirinya, tidak ada Kecamatan Barito Kuala dalam wilayah Kota Banjarmasin. Ini terlihat pada foto tersebut yang diambil Nasrullah di kawasan Handil Bakti, Kecamatan Alalak, Barito Kuala.

“Namun ada tiga kemungkinan yang bisa dilihat. Pertama, salah tulis. Hal ini sering ditemukan di berbagai tempat. Meskipun ini kesalahan fatal, karena menyandingkan Barito Kuala sebagai kecamatan padahal kabupaten dengan Kota Banjarmasin. Toh dimaklumi juga sebab Kota Marabahan dimasukkan dalam wilayah Provinsi Kalimantan Tengah dalam facebook.com,” ungkap dosen muda yang aktif dalam kegiatan riset sejarah dan budaya Bakumpai kepada jejakrekam.com, Sabtu (8/5/2021).

Nasrullah mengatakan kemungkinan kedua terkait  teknik marketing. Sebab, beber dia, hal ini merupakan cara menarik perhatian pelanggan dengan kata-kata, frasa atau kalimat yang terlihat janggal. “Namun saya tidak begitu yakin soal strategi marketing ini,” ucapnya.

BACA : Marabahan, Ibukota Kabupaten Batola yang Selalu Ada Perempatan

Dosen sosiologi dan antropologi membeberkan kemungkinan ketiga adalah bagian ini yang serius dan perlu disampaikan ke publik. Ini berkelindan soal ledakan demografi kawasan Handil Bakti membuat kepadatan penduduk begitu tinggi terutama di Kecamatan Alalak.

“Akibatnya, Marabahan ibukota Kabupaten Batola kalah ramai dengan Kecamatan Alalak dan kecamatan-kecamatan sekitarnya. Kemudian, mobilitas ulang alik warga cenderung dari kawasan Handil Bakti ke Banjarmasin daripada Handil Bakti ke Marabahan. Akibatnya mindset warga adalah sering mengucapkan “ke Banjarmasin”, padahal ke Handil Bakti,” paparnya.

Sosiolog-antropolog lulusan UGM Yogyakarta ini menegaskan bagian ketiga ini harus disikapi secara serius. Sebab, papar dia, di kemudian hari bisa saja ada implikasi serius baik secara politik dan regulasi administrasi bagi kabupaten induk.

“Meskipun akan sangat kecil kemungkinan Kabupaten Barito Kuala suatu saat diciutkan menjadi Kecamatan Barito Kuala ketika, misalnya, beberapa kecamatan memisahkan diri dari kecamatan induk. Biarlah hal ini didiskusikan pakar politik, dan ahli pemerintahan,” kata Nasrullah.

BACA JUGA : Kota Marabahan Diyakini Lebih Tua Dibandingkan Banjarmasin

Untuk itu, Nasrullah menyarahkan agar Pemkab Barito Kuala, tentu perlu melakukan beberapa hal, sehingga tidak terjadi kesalahan serupa, terulang lagi.

Pertama, papar dia, mengembalikan mindset berada di Kabupaten Barito Kuala dengan memasang papan nama dengan tulisan besar “Kawasan Handil Bakti, Kabupaten Barito Kuala,”. Langkah kedua mengimbangi kualitas dan pembangunan Batola dengan mempercepat pembangunan Kutabamara dan membuka berbagai akses ke wilayah Kalimatan Tengah melalui Kecamatan Tabukan dan ke kabupaten Hulu Sungai Utara melalui Kecamatan Kuripan.

“Langkah ketiga adalah memperkuat peran strategis Kota Marabahan, tidak hanya ibukota Kabupaten Barito Kuala sebagai pusat pemerintahan dan pusat aktivitas politik lokal, tetapi juga sebagai kota bersejarah dan pusat peradaban,” imbuh Nasrullah.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.