Hidupkan Tradisi Salikuran, Pelosok Banjarmasin Mulai Dihiasi Lampu Kerlap-Kerlip

0

MALAM-malam ganjil atau salikur Ramadhan tahun ini, di sejumlah pelosok mulai dihiasi lampu kerlap-kerlip. Tradisi malam salikuran yang menjadi bagian dari budaya masyarakat Banjar, tampak terlihat di beberapa kampung.

SEPERTI terlihat di kawasan Jalan Alalak Tengah dan Jalan Alalak Selatan, pelosok kampung sebelah utara Banjarmasin ini. Sejak pertengahan Ramadhan 1441 Hijriyah, sudah dipasang lampu hias yang membentang di atas jalan.

Rahayu, warga Jalan Alalak Tengah RT 14 mengungkapkan pemasangan lampu hias sengaja dilakukan lebih awal sebelum memasuki malam-malam ganjil atau salikur.

“Uang untuk membeli lampu hias ini dihimpun swadaya dari masyarakat sejak pertengahan Ramadhan tahun ini. Kami ingin menghiasi kampung agar lebih terasa suasana bulan puasanya, walau saat ini kota ini masih pandemi virus Corona,” ucap Rahayu kepada jejakrekam.com, Minggu (2/5/2021) malam.

Menurut Ayu, sapaan akrabnya, jika dulu tradisi orangtua, biasanya pada malam salikuran dipasang ember dengan lampu pelita atau obor di depan rumah atau di tepi jalan. Kini di era modern, diganti dengan lampu hias aneka warna dan bentuk.

BACA : Bertabur ‘Dadamaran’ Hiasi Malam ‘Salikuran’

Suasana kampung Alalak Selatan berbatasan dengan Kuin Utara yang semarak dengan lampu hias.

Cukup dengan membentangkan tali yang dipasang tinggi di atas badan jalan, jadilah ketika malam, lampu warna-warni itu menghiasi kampung. Menurut Ayu, ketika dipasang lampu hias, maka suasana Ramadhana akan terasa, terlebih lagi jelang datangnya hari kemenangan, Idul Fitri.

“Biasanya, kami memasang lampu hias ini pada malam-malam terakhir Ramadhan. Kami ingin menghidupkan tradisi ini walau pun dengan keterbatasan,” ucapnya.

BACA JUGA : Malam-Malam Ramadhan Terakhir, Banjarbaru Kini Semarak Bertabur Cahaya Lampion

Hal serupa juga terlihat di kawasan RT 6,7 dan 8 Kelurahan Alalak Tengah, warga pun bergotoyong royong memasang lampu hias untuk menghidupkan tradisi salikuran. Usai shalat Tarawih, warga pun memasang lampu-lampu hias di atas tiang bambu, sehingga ketika memasuki kampung, suasana pun akan berbeda ketika malam hari.

Rasyid, warga Alalak Tengah RT 6, mengatakan lampu-lampu hias itu memang stok lama karena tetap terjaga kualitasnya. “Ya, kalau ada yang mati, tinggal diganti dengan yang baru. Terpenting, kita bisa menyemarakkan malam salikuran yang dimulai pada 21 Ramadhan, hingga nanti selepas Idul Fitri, baru nanti lampu-lampu hias ini dicabut,” kata Rasyid.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Faisal Ichal

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.