Tak Cantumkan Nama Pendiri NU, Proses Penyusunan Kamus Sejarah Indonesia Tuai Kritik

0

PROSES penyusunan Kamus Sejarah Indonesia yang digagas oleh Direktorat Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud RI mengundang kritik dari sejumlah pihak. Sebab, dalam draf buku ini, tak tercantum penjelasan mengenai sosok KH Hasyim Asy’ari yang namanya tersohor sebagai pendiri organisasi Islam Nahdlatul Ulama.

KETUA GP Ansor Kalimantan Selatan, Teddy Suryana, misalnya, menilai bahwa hilangnya nama KH Hasyim Asy’ari merupakan bentuk ketidakjelian pihak Kemendikbud dalam merumuskan Kamus Sejarah Indonesia Jilid I.

“Kita prihatin tidak adanya jejak historis Hadratus Syaikh di kamus sejarah Indonesia, kita meminta kepada Kemendikbud untuk menelusuri pangkal persoalan ini,” ujar Teddy saat dihubungi.

BACA JUGA: Diperkenalkan Imigran Yaman, Batapih Menjadi Simbol Islamisasi Masyarakat Banjar

Bukan tanpa alasan, dia menyebut KH Hasyim Asy’ari punya perjuangan panjang dalam proses perjuangan kemerdekaan tanah air. Baik semasa perjuangan penjajahan Belanda hingga penjajahan Jepang.

“Kita berharap siapapun yang ingin membuat buku sejarah di Indonesia untuk berhati-hati, dan harus betul-betul detil, jangan sampai tokoh yang berkontribusi perjuangan kemerdekaan tidak tertuliskan,” tutup Teddy.

BACA JUGA: Guru Tuha Ponpes Darussalam, Pejuang Gerilya dan Pendiri NU di Kalimantan

Adapun sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengklarifikasi bahwa buku yang dimaksud tidak pernah diterbitkan secara resmi.

“Buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I tidak pernah diterbitkan secara resmi. Dokumen tidak resmi yang sengaja diedarkan di masyarakat oleh kalangan tertentu merupakan salinan lunak (soft copy) naskah yang masih perlu penyempurnaan. Naskah tersebut tidak pernah kami cetak dan edarkan kepada masyarakat,” ujar Hilmar dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Jum’at (23/4/2021).

Lebih lanjut, Hilmar juga menjelaskan bahwa naskah tersebut disusun pada tahun 2017 dan sampai sekarang belum ada rencana penyempurnaan. “Naskah buku tersebut disusun pada tahun 2017, sebelum periode kepemimpinan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim. Selama periode kepemimpinan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, kegiatan penyempurnaan belum dilakukan dan belum ada rencana penerbitan naskah tersebut,” jelasnya. (jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Donny

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.