Foto: Ahmad Husaini
FILM dokumenter Kinipan yang diproduksi Watchdoc diputar dan didiskusikan di Rumah Alam Sungai Andai Banjarmasin, Selasa (20/2021). Kegiatan tersebut digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Balikpapan Biro Banjarmasin dan Narasi Perempuan yang dihadiri aktivis mahasiswa lintas perguruan tinggi.
DOKUMENTER yang berisi bab-bab pembahasan ini menyoroti serangkaian aktivitas yang merugikan lingkungan hidup serta masyarakat adat. Dionisius Reynaldo Tribowo, salah satu pemantik diskusi dari AJI, mencontohkan dalam film ini masyarakat Kinipan Kalteng tampak mengalami penderitaan karena sebagian hutan adat terinvasi perusahaan sawit di Kalimantan Tengah.
Film Kinipan juga menyoroti dampak proyek Food Estate terhadap petani di Kalteng. Sebagai jurnalis yang rutin di daerah tersebut, ia menilai program ini berpotensi mengulangi kesalahan proyek lahan gambut (PLG) yang pernah dirintis era orde baru silam.
“Berdasarkan penuturan petani di sana, panen bahkan hanya satu ton padi per hektar, sangat jauh dari target panen 8 ton padi per hektar,” ujar asisten produser dokumenter Kinipan ini.
BACA JUGA: GMI Banjarbaru Imbau Milenial Kalsel Juga Tonton Film Kinipan
Sementara itu, perwakilan Narasi Perempuan Rizky Anggarini Santika Febriani menyayangkan minimnya suara dari kelompok perempuan dan ibu dalam film berdurasi lebih dari dua jam tersebut.
Bukan tanpa alasan, menurutnya yang paling terdampak dari kerusakan lingkungan adalah kelompok perempuan. Kendati demikian, Rizky berpendapat film Kinipan membuka mata dan telinga, bahwa ada serangkaian kebijakan yang bisa menjadi bom waktu di masa yang akan datang.
“Film ini mencoba memunculkan isu kerusakan lingkungan yang harus menjadi perhatian bersama, sehingga dampak negatifnya bisa kita minimalisasi,” imbuhnya.
Kegiatan nonbar dan diskusi film Kinipan ditutup dengan buka puasa bersama dan urun donasi untuk bencana alam di NTT. (jejakrekam)