Digagas Proyek Jalan Layang di Kawasan Veteran, Bagaimana Nasib Rancangan China Town?

0

RANCANG bangun jalan layang dengan pondasi khusus ingin diterapkan Pemkot Banjarmasin di kawasan Sungai Veteran. Usai kawasan itu dibebaskan dari jembatan dan bangunan yang berada di atas sungai.

LEBARNYA jembatan yang membentang di atas Sungai Veteran pun dirancang tujuh meter dengan teknik pondasi pile slab. Sebuah struktur pondasi yang bertumpu pada sistem kelompok tiang pancang dan diikat pile cap guna menahan dan meneruskan beban dari struktur atas ke dalam tanah yang mempunyai daya dukung untuk menahannya.

Dari rancang bangun jembatan layang di atas sungai dari Tempekong (Wihara) Suci Nurani hingga ke Jalan Simpang Ulin, diklaim sebagai bagian dari normalisasi Sungai Veteran. Ketua LSM Mamfus Anang Rosadi Adenansi pun mempertanyakan konsep jalan layang yang akan diterapkan di kawasan Jalan Veteran atau berada di atas Sungai Veteran.

Menurut Anang Rosadi, dari rancang bangun jembatan layang di kawasan Veteran jelas bertentangan dengan konsep awal yang ingin membuat jalan alternatif atau kolektor di samping jalan arteri. Mantan anggota Satgas Normalisasi Sungai Kota Banjarmasin ini mengatakan jika konsep awal telah berubah dengan alasan normalisasi sungai, akibat banyak jaringan sungai telah mati justru terkesan kuat hanya sekadar proyek.

“Padahal, sangat jelas, sistem kanalisasi banjir dengan menempatkan Sungai Veteran di tengah jalan utama dan lingkungan, sangat bagus. Kenapa lagi ada konsep jalan layang? Ini bentuk ketidakkonsistenan pemerintah kota. Jadi, rencana itu hanya ada di atas kertas, bukan diterapkan sebagai dasar kebijakan menata kota,” sindir Anang Rosadi melalui jejakrekam.com, Minggu (18/4/2021).

BACA : Jembatan Ulin Melengkung di Jalan Veteran Jadi Wisata?

Berbeda dengan Anang Rosadi, Ketua DPP Ikatan Nasional Tenaga Ahli Konsultan Indonesia (Intakindo) Kalimantan Selatan, Nanda Febryan Pratamajaya menilai rencana yang ada sebenarnya sudah bagus.

“Hanya pada aplikasi atau penerapan (action plan) perlu melanjutkan siring beton yang sudah ada hingga ke Sungai Lulut,” ucapnya.

Planolog muda lulusan Universitas Brawijaya Malang ini juga menyarankan agar perlu pembebasan lahan untuk akses lokal antar ruko atau jalan seberang Veteran.

“Nah, jika dua hal itu bisa dilakukan, maka pembatasan jumlah jembatan di sepanjang Jalan Veteran bisa dilakukan. Ini dihitung berdasar kebutuhan lalu lintas misal per 400 meter satu jembatan,” papar Nanda.

Menurut dia, pedestrian yg mengapit Sungai Veteran dapat direalisasikan kemudian. Sebab, kata Nanda, konsep Traditional China Town ataupun Etnic Commercial Corridor bisa diterapkan.

BACA JUGA : Berdiri di Atas Sungai Veteran, Markas PMK Sangga Lima Dibongkar

Untuk diketahui, konsep China Town pernah digagas di era Walikota HA Yudhi Wahyuni (periode 2005-2010), ternyata rencana itu seakan menghilang seiring berganti pucuk pimpinan di Balai Kota Banjarmasin.

Untuk diketahui, tak hanya proyek siring yang menjadi domain Kementerian PUPR melalui Balai Sungai Wilayah II Kalimantan Selatan. Ketika Dinas Sumber Daya Air dan Drainase Kota Banjarmasin sebelum dilebur ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin, pengerukan Sungai Veteran menjadi proyek tahunan.

Contohnya, pada tahun 2016, dari situs LPSE Banjarmasin digarap proyek pengerukan seharga Rp 449,9 juta. Kemudian, normalisasi anak Sungai Veteran tahun 2015 menelan dana Rp 638,4 juta, dan pengerukan sungai tersebut di tahun yang sama senilai Rp 900 juta.

Hingga studi dan DED Sungai Veteran pernah dibuat pada tahun 2014 dengan nilai proyek Rp 417,9 juta. Ini belum lagi, proyek normalisasi anak Sungai Veteran yang menelan dana ratusan juta sejak tahun 2009 silam.(jejakrekam)

Pencarian populer:Proyek Jalan menteri 4 martapura kalsel
Penulis Rahim/Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.