Sejumlah RS Menunggak Pembayaran Kantong Darah, UDD PMI Banjarmasin Terancam Bangkrut

0

UNIT Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banjarmasin terancam bakal tidak bisa lagi memproduksi atau memenuhi ketersediaan kantong darah.

HAL ini dikarenakan adanya beberapa rumah sakit yang menunggak dalam melakukan pembayaran mengambil kantong darah di UDD PMI Kota Banjarmasin.

“Ini bisa menjadi sebab utama UDD PMI terancam tidak lagi mampu memproduksi kantong darah, sehingga kami kesulitan dalam operasional pembuatan kantong darah, bahkan bisa mengalami kebangkrutan,” ungkapnya, Senin (12/4/2021).

Dirinya sudah melakukan berbagai upaya untuk mengklaim, namun masih belum ada jalan keluarnya. Padahal menurutnya permintaan akan kebutuhan darah tiap bulannya mencapai hingga 3000 kantong dan kalau tidak ada stok tentunya akan banyak sekali nyawa manusia yang tidak bisa terselamatkan.

“Cash Flow UDD PMI Kota Banjarmasin sangat terganggu akibat menunggaknya pembayaran pengambilan kantong darah dari rumah sakit. Bahkan angka tunggakannya mencapai Miliaran Rupiah dan sudah tidak dibayar hingga 3 bulan ini,” bebernya.

Kondisi ini sebenarnya sudah terjadi sejak setahun lalu, saat pandemi Covid-19 mulai melanda Provinsi Kalsel. Namun saat awal-awal pandemi tunggakan pembayaran hanya berkisar 1-2 bulan saja.

“Sekarang makin parah, bahkan hampir mencapai 4 bulan. Kita sudah berupaya untuk menagih rumah sakit yang menunggak, namun mereka belum bisa memberikan jawaban pasti, bahkan ada yang meminta kelonggaran pembayaran di September mendatang,” ujarnya.

Dirinya berharap masalah ini  ada solusinya, kalau tidak pihaknya tidak bisa lagi membeli kantong darah, pendeteksi penyakit menular hingga menggajih pegawai. Bukan hanya menganggu operasional UDD PMI Kota Banjarmasin saja, namun juga menganggu pembayaran tagihan pihaknya ke vendor untuk biaya operasional dan lain-lain.

“Selain itu kami juga sekarang memproduksi plasma darah konvalesen untuk Pasien Covid-19. Kalau rumah sakit terus-terusan menunggak tentu ini juga tidak dapat kami produksi lagi. Semoga hal ini bisa didengar dan teratasi dengan baik,” tukasnya.(jejakrekam)

Penulis Akhmad Faisal
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.