BILIK Bersenyawa berkolaborasi dengan Ruang Sastra Banua dan Perpus Jalanan menghelat acara Jenggala Poet di Kafe Lentera, Gatot Subroto, Banjarmasin.
KEGIATAN ini dalam rangka memperingati World Poetry Day, yang juga diramaikan oleh LPM Sukma, Komma Pusat, Sajak Celah Pintu, Sanggar Bahana, Sanggar Dapur Teater dan sebagainya.
Jenggala Poet, tema acara yang diambil dari pergabungan bahasa Arkais dan bahasa Inggris, yang artinya Hutan; Rimba Puisi. Tagline yang digunakan sesuai aspek kultural di Banua, yaitu “Layaknya hutan di Kalamanthana, Puisi pun harus terus lestari adanya.”
“Ya perhelatan ini sebuah kolaborasi bersama para pegiat seni di Banjarmasin, ada banyak komunitas-komunitas yang terlibat. Kenapa Bilik Bersenyawa turut mengambil bagian dari sastra, karena baiknya suatu industri kreatif adanya mereka yang mempelajari sastra. Dengan literasi, menghidupkan kekaryaan mereka,” ucap Ayub Simanjuntak kepada jejakrekam.com, pada Minggu (21/3/2021) malam, usai acara Jenggala Poet.
BACA : Otokritik Puisi Gus Mus ‘Rasanya Baru Kemarin’ dalam Pekik Penyair Micky Hidayat
Adanya kegiatan ini, Ayub menginginkan adanya diskusi (sharing) antar komunitas, serta kehadiran para seniman yang dapat melebur dalam perhelatan tersebut, “Banyak segmen, tadi ada kawan-kawan sanggar dan komunitas secara independen, bahkan juga tadi kehadiran para seniman senior yang terlibat di sana juga membaur,” ujarnya.
Ia menginginkan, komunitas kolektif di Banjarmasin saling memperkuat ruang dalam kolaborasinya dipelbagai kegiatan. Dalam industri kreatif diera pandemi Covid-19, kata Ayub, bukanlah kendala dalam berkesenian di kota julukan seribu sungai tersebut.
“Kreativitas itu adalah ide menyelesaikan masalah. Kalau misalnya pandemi Covid-19 sebagai sumber masalah, maka pandemi juga bisa dikatakan pula sebagai sumber kreativitas,” tegas Ayub.
BACA JUGA : Datangkan 150 Penyair, Puisi Jangan jadi Barang Ekslusif
Kehadiran Ketua Dewan Kesenian Banjarmasin, Ayub berterimakasih kepada Hajriansyah dapat meluangkan waktunya untuk melihat langsung perhelatan acara Jenggal Poet. Selaku pelaku industri kreatif, ia berharap dukungan serta kolaborasi dalam menghidupkan dunia kesenian (industri kreatif) di Banjarmasin selalu terjalin.
Sejalan dengan visi Ketua Dewan Kesenian Banjarmasin (DKB), Hajriansyah menyambut baik adanya kegiatan seperti Jenggala Poet serta pelbagai acara lainnya, yang meramaikan dunia kesenian di Banjarmasin kian hidup.
“Kegiatan seperti tadi di Lentera Coffe, kukira harus makin banyak dilaksanakan untuk memberi warna kreatif anak muda di kota Banjarmasin. Semakin banyak event semacam itu, di kota Banjarmasin, tentu akan menambah meriah dan semarak kota Banjarmasin. Dan tentu harus mendapatkan dukungan banyak pihak, dalam hal ini Dewan Kesenian Banjarmasin mengapresiasi upaya kreatif yang demikian,” tutur owner Kampung Buku Banjarmasin itu.
BACA JUGA : Tumbuh Subur Penyair di Kalsel, Sayang Belum Go Nasional
Dan ke depan, Hajri berharap dapat turut berkolaborasi dengan kegiatan serupa dalam merangkul semua pihak untuk berkontribusi bagi kemajuan kesenian dan dunia kreatif di kota Banjarmasin.
Di akhir acara, 16 peserta pembaca puisi yang turut memeriahkan acara Jenggala Poet, yakni Ihdini Kamilia, Indri Hida, Arbani Hadi, Pusvita, Arsyad Rahardian, Wahyu Safitri, Aldino Yoga, Ibrahim, Mircaesario, Afifah, Aditya Prawira, Dhika, M Ridhoni, M Ferriadhi, Rizky Fadhlillah, M Agnin Magfirah, Dwi Deka dan Rahmalia Wulan Azizah, mengabadikan foto bersama dalam lanskap World Poetry Day.(jejakrekam)