Ingin Menjadi Tentara yang Berdedikasi, Ini Tips dari Kolonel Yudianto Putrajaya

0

INGIN menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI)? Asisten Personel (Aspers) Kepala Staf Kodam (Kasdam) Jaya, Kolonel Inf Yudianto Putrajaya justru punya tips jitu di tengah merebaknya isu ‘sogok menyogok’ yang jadi kekhawatiran masyarakat.

“CARA semacam itu tidak berlaku lagi. Sebab, jika dari penerimaan, pembinaan, pendidikan, penyaluran, pemisahan, dan kesejahteraan prajurit, tugas ini disalahgunakan, maka rusaklah tatanan di organisasi TNI,” ucap mantan Danrem 101/Antasari yang akrab dipanggil Putra ini kepada jejakrekam.com, Rabu (24/3/2021).

Menurut Putra, menjalankan tugas sebagai anggota TNI harus dengan pikiran yang jernih dan hati nurani yang tulus. Terlebih lagi, saat ini, seluruh jajaran Kodam di bawah TNI AD tengah menggelar penerimaan sekolah calon tantama (secata).

“Saya tegaskan di sini yang dinyatakan lulus adalah betul-betul berdasarkemampuan dari si calon itu sendiri. Tidak direkayasa, sekali lagi tidak direkayasa,” tegas Putra. Ia menegaskan, di Kodam Jaya, dan tentunya di seluruh Kodam yang melaksanakan perekrutan tidak ada pungutan uang apa pun.

BACA : Satgas TMMD Sosialisasikan Rekrutmen Prajurit TNI AD Pada Pelajar di Desa Lok Batu

“Nah, kalau ada pihak (oknum) yang menjanjikan (kelulusan), mengiming-imingi, dengan meminta imbalan atau uang, ini saya nyatakan tidak ada di Kodam Jaya. Kalau ada oknum seperti ini, tolong laporkan ke saya,” cetus lulusan Akmil tahun 1993 ini.

Menurut dia, sanksi bagi oknum itu sangat berat. Yakni, dari tidak diberikan jabatan sampai dengan pensiun. Hingga, dipecat sebagai prajurit atau PNS TNI AD.  Bahkan, penerima tanda jasa Satya Lencana Seroja itu mengungkapkan tentara saat ini mendapat perhatian penuh dari pemerintah.

“Dari sisi kesejahteraan, tentara dinilai sudah berada di atas standar minimal hidup layak. Untuk itu tentara tidak perlu lagi neko-neko. Makanya, sangat ingatkan agar tim maupun personel Kodam Jaya, menghindari pelanggaran tersebut. Prajurut TNI jangan berpikir mencari keuntungan jangka pendek. Tetapi harus berpikir jangka panjang,” cetus Putra.

Perwira TNI yang lama berkarier di Kopassus ini mengatakan ketika masuk menjadi prajurit TNI dengan cara menyogok, maka akan berpikir untuk mengembalikan modal dengan cara instans. Bahkan, menurut Putra, upaya-upaya yang negatif dan tidak masuk akal tetap dilakukan demi menutup utang-utang yang dipinjam oleh keluarganya dan sebagainya.

“Karena ingin instan mendapat duit, akhirnya terlibat sindikat narkoba, pemera­san, perampokan, dan sebagainya. Yang ujung-ujungnya akan merugikan yang bersangkutan sendiri dan merugikan nama baik Angkatan Darat,” tegas mantan Danyon 12 Group 1 Koppasus ini.

BACA JUGA : Pj Gubernur Kalsel Larang Pengunaan Gas Melon Bagi ASN, TNI-Polri, hingga Pemilik Resto

Putra menegaskan  organisasi TNI itu mencari putra bangsa yang ingin berbakti kepada bangsa dan negara dengan menjadi tentara. Menurut dia, jika komitmen itu tumbuh dari diri sendiri, maka dia akan menjadi seorang prajurit yang profesional.

Kolonel Inf Yudianto Putrajaya

“Karena, profesi di TNI dipersiapkan jenjang karier dengan baik. Menjadi prajurit TNI membutuhkan ketulusan. Makaya, ketika diterima, dia akan bangga dan tanpa ada masalah, karena ada seleksi ketat demi mencari anggota TNI terbaik,” cetus Putra.

Ada beberapa tips yang diberikan sang komandan in. Yakni, mengikuti program pendampingan oleh aparat kewilayahan TNI AD, yang ada di setiap Koramil atau Kodim. Program ini juga disebut praseleksi anggota TNI. Program ini sangat bagus dan membantu tugas personalia.

Menurut Putra, bagi yang ikut program ini, setiap calon akan melapor kepada aparat kewilayahan seperti Babinsa di Koramil. |Petugas mencatat dan pasti akan memantau dan mengetahui latar belakang keluarganya,” kata mantan Dandim 1309 Manado itu.

BACA JUGA : Pesan Danrem 101/Antasari Kolonel Inf Yudianto Putrajaya untuk Pepabri dan FKPPI

Selama program, beber dia, petugas akan memberi pembinaan dan pengarahan. Contohnya diarahkan untuk mengecek kesehatan, cek darah, cek gigi, paru-paru, dan sebagainya. Berarti pada tahapan ini si calon sudah lebih awal mengetahui kondisi kesehatannya.

“Kalau dia amandel ya operasi dulu. Ambeien ya operasi dulu. Karena kalau saat seleksi ketahuan amandel atau ambeien ya gagal,” ucap mantan Waaspers Kostrad ini.

Masih menurut Putra, petugas juga akan membina fisik calon sesuai dengan standar yang ditetapkan. Maka pada saat seleksi tidak masalah lagi. Ia mengatakan si calon juga diberikan pengetahuan, diminta menambah wawasan pengetahuan umum, apa yang lagi tren.

BACA JUGA : Korem 101/Antasari Resmi Tipe A, Putra Banjar Firmansyah Kini Berpangkat Brigjen TNI

“Salah satu caranya ya dengan nonton TV, membaca koran dan lainya. Diarahkan pula untuk belajar tes psikologi. Begitu tes, ya lulus. Enggak usah pakai uang. Ingat program pendampingan ini juga tidak pakai uang alias gratis,” kata Putra.

Putra menegaskan lagi bahwa  program ini tidak harus dari siswa tingkat SMA yang lulus. Tetapi sejak duduk di bangku kelas 1 tingkat SMA juga dipersilahkan. Malahan ikut program lebih awal akan lebih maksimal hasilnya.

“Selama menjabat di personel banyak godaan yang dihadapi. Banyak yang mengiming-imingi banyak uang jika mau meluluskan calon tertentu,” aku Putra, yang turut aktif dalam kegiatan kemasyarakatan saat bertugas di daerah ini.(jejakrekam)

Pencarian populer:brigjen yudianto putrajaya
Penulis Rilis/Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.